Vitalik Buterin Ungkap Dalang Peretasan Akun X Miliknya
JAKARTA - Vitalik Buterin, sosok berpengaruh dalam dunia kripto, baru-baru ini menggunakan media sosial untuk membagikan detail mengenai peretasan profilnya di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Dalam keterangan terbaru, Buterin mengonfirmasi bahwa akunnya menjadi target serangan SIM swap yang memungkinkan penipu untuk mempromosikan penipuan kripto yang menjebak korban dengan iming-iming aset digital gratis.
Buterin menjelaskan bahwa serangan tersebut melibatkan SIM swap, yang berarti bahwa pelaku memanipulasi T-mobile untuk merebut nomor teleponnya. Dia membagikan informasi ini di Warpcast, aplikasi media sosial terdesentralisasi Farcaster.
Selain mengungkapkan metode peretasan yang digunakan, Buterin juga memberikan wawasan tentang apa yang dia pelajari dari kejadian tersebut. Dia menyoroti bahwa dalam kasus ini, nomor telepon saja sudah cukup untuk mengatur ulang kata sandi akun X, meskipun nomor tersebut tidak digunakan untuk otentikasi dua faktor (2FA). Ini menjadi pelajaran penting bagi Buterin, yang menyadari bahwa nomor telepon dapat digunakan untuk mengambil alih akun meskipun tidak terhubung dengan 2FA.
Baca juga:
Buterin juga mencatat bahwa dia tidak ingat kapan nomor teleponnya ditambahkan ke akunnya, mungkin saat mendaftar untuk Twitter Blue, yang saat ini merupakan langganan premium di platform X. Meskipun demikian, dia menyatakan kegembiraannya berada di Farcaster, di mana pemulihan akunnya dapat dikendalikan melalui alamat Ethereum yang aman.
Kabar tentang peretasan profil X Vitalik Buterin muncul setelah ayahnya, Dmitry, dan anggota komunitas kripto lainnya memperingatkan pengikutnya tentang tweet berbahaya yang tampaknya diposting oleh penipu kripto alias scammer. Penipu ini menawarkan token non-fungible (NFT) gratis kepada korban.
Sejumlah anggota komunitas kripto menduga bahwa peretasan tersebut melibatkan SIM swap, yaitu tindakan peretasan yang memanfaatkan kelemahan dalam otentikasi dua faktor yang melibatkan pesan teks atau panggilan telepon.
Menyikapi insiden ini, pendiri dan CEO Binance, Changpeng Zhao, mengingatkan semua orang untuk menggunakan sistem keamanan 2FA untuk semua platform kripto. Dia menyoroti pentingnya keamanan dalam dunia kripto dan mengingatkan bahwa peretasan bisa dialami pemilik akun.