Presiden Zelensky Ingin Ukraina Lebih Fokus pada Perang, Siap untuk Jangka Panjang?
JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky dan para sekutunya mendesak Ukraina pada Hari Senin untuk tetap fokus pada peperangan yang telah berjalan selama 18 bulan sejak invasi Rusia, sebuah indikasi pihak berwenang di Kyiv bersiap-siap untuk sebuah kampanye yang panjang.
Presiden Zelensky telah lama menyerukan fokus yang lebih besar pada upaya perang, berjanji untuk mengintensifkan tindakan keras terhadap korupsi sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Kampanye ini mendorong pemecatan menteri pertahanan Ukraina minggu lalu, serta penahanan seorang tokoh bisnis yang pernah menjadi mentor Presiden Zelensky atas tuduhan penipuan.
Namun, seruan-seruan dari Presiden Zelensky dan para pembantunya kini semakin lantang, karena militer Ukraina melakukan serangan balasan yang stabil, namun relatif lambat, di wilayah-wilayah yang diduduki Rusia.
"Meskipun hari ini adalah hari ke-565 dari perang ini, setiap orang harus fokus pada pertahanan negara, seperti pada hari-hari awal," kata Presiden Zelensky dalam pesan video malamnya, melansir Reuters 19 September.
"Rusia tidak berharap untuk menang. Musuh hanya berharap bahwa kita tidak akan bertahan. Ukraina harus berdiri teguh. Segala sesuatu yang memperkuat kita adalah prioritas, satu-satunya prioritas. Tidak boleh ada pelemahan. Kami tidak akan membiarkan siapa pun melemahkan Ukraina," ujar Presiden Zelensky.
Sementara itu, Ketua Partai Servant of the People Presiden Zelensky di parlemen menegaskan hal ini dengan mengatakan, presiden tidak bisa lagi bertanggung jawab atas "batu-batuan, stadion, lapangan tenis dan sampah lainnya".
"Mulai dari tahun baru, negara ini harus beralih ke 'anggaran masa perang' di mana tidak akan ada lagi pengeluaran untuk hal-hal seperti ini," kata David Arakhamia di Telegram.
"Hanya pertahanan dan hanya senjata," tandasnya.
Diketahui, serangan balasan Ukraina yang diluncurkan pada Bulan Juni, telah berkonsentrasi pada pengamanan kelompok-kelompok desa di bagian timur dan selatan negara itu.
Pasukan Ukraina telah berhasil merebut kembali beberapa wilayah, namun masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kemajuan yang dicapai tahun lalu.
Sedangkan pihak militer Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti dalam kampanyenya yang dikatakannya menghadapi "Barat secara kolektif".
Presiden Zelensky sendiri telah menolak kritik di media Barat, yang mengatakan serangan balasan ini berjalan terlalu lambat. Tetapi, ia menegaskan, dirinya yakin kampanye ini akan berlangsung lama.
Baca juga:
- Pemimpin Korut Kim Jong-un Bawa Pejabat Industri Pertahanan ke Rusia, Bakal Bahas Kerja Sama Senjata?
- Penelusur Goa AS Berhasil Diselamatkan Setelah Terperangkap di Kedalaman 1.000 Meter Selama Seminggu Lebih
- Ukraina Berpotensi Dapatkan Rudal Jarak Jauh yang Dipersenjatai dengan Bom Klaster dari Amerika Serikat
- Korban Tewas Gempa Maroko Tembus 2.800 Jiwa, Tim Penyelamat Optimis Masih Bisa Temukan yang Selamat
Dalam sebuah wawancara dengan Economist yang diterbitkan pada akhir pekan, Presiden Zelensky mengatakan tidak mungkin ada ilusi bahwa kemenangan akan datang "besok atau lusa".
"Tapi itu juga bukan mimpi," katanya.
Perang akan terus berlanjut "selama Rusia masih berada di wilayah Ukraina" dan Ukraina menolak "konflik yang membeku" yang telah lama terjadi di wilayah-wilayah pecahan Soviet lainnya, katanya.