Qualcomm dan Apple Teken Kesepakatan Pasokan Chip 5G hingga 2026, untuk Hadapi Tantangan di China
JAKARTA - Qualcomm dan Apple telah menandatangani kesepakatan untuk memasok chip 5G hingga setidaknya tahun 2026. Ini dilakukan pada saat pembuat iPhone ini menghadapi tantangan yang meningkat di China dan berupaya memperkuat rantai pasokannya di tempat lain.
Saham Qualcomm naik 3,2% menjadi 109,55 dolar AS (Rp1,6 juta) setelah pasar dibuka. Perusahaan ini adalah desainer terkemuka dari apa yang dikenal sebagai chip modem yang menghubungkan ponsel ke jaringan data seluler. Saham Apple sendiri tidak mengalami perubahan.
Perusahaan yang berbasis di San Diego, California, Qualcomm, sebelumnya telah menandatangani kesepakatan pasokan chip dengan Apple pada tahun 2019, setelah kedua perusahaan menyelesaikan pertikaian hukum yang panjang.
Kesepakatan pasokan itu berakhir tahun ini, yang berarti bahwa iPhone yang diharapkan akan diumumkan oleh Apple pada Selasa 12 September akan menjadi peluncuran ponsel terakhir di bawah kesepakatan tersebut.
Dalam perjanjian yang diumumkan pada Senin, 11 September, Qualcomm mengatakan akan memasok Apple dengan chip untuk ponsel yang akan diluncurkan setiap tahun hingga tahun 2026. Qualcomm tidak mengungkapkan nilai kesepakatan tersebut, hanya mengatakan bahwa syarat-syaratnya "serupa" dengan kesepakatan sebelumnya.
Baca juga:
- Tokyo Game Show 2023: Siaran Digital Xbox Kembali Digelar, Catat Tanggalnya!
- Roblox Luncurkan Connect, Fitur Panggilan Suara Berbasis Avatar dan Pelacakan Gerak
- Toko Steam akan Segera Membantu Pemain Menemukan Gim yang Mendukung Pengontrol PlayStation
- Aditya-L1 Selangkah Lebih Dekat dengan Matahari, Berhasil Lakukan Peningkatan Orbit ke-3
Apple tidak segera merespons permintaan untuk komentar.
Dalam catatan penelitian pada 3 Agustus, analis UBS memperkirakan bahwa Qualcomm menjual chip senilai 7,26 miliar dolar AS (Rp111,4 triliun) kepada Apple pada tahun 2022.
Qualcomm juga mengatakan bahwa kesepakatan lisensi patennya yang ditandatangani dengan Apple pada tahun 2019 tetap berlaku. Kesepakatan tersebut berakhir pada tahun 2025, tetapi kedua perusahaan memiliki opsi untuk memperpanjangnya selama dua tahun.
"Pada saat Apple menghadapi tantangan yang meningkat di China, memperkuat rantai pasokannya di tempat lain adalah prioritas, dan tampaknya perusahaan ini mengurangi atau setidaknya menunda rencananya untuk memproduksi chipnya sendiri di lebih banyak area," kata Susannah Streeter, kepala bagian uang dan pasar di Hargreaves Lansdown.