Perempuan Lebih Rentan Terkena Cedera Leher saat Kecelakaan Mobil, Apa Alasannya?

JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru dari Swedia mengungkap bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera whiplash (cedera leher) dalam kecelakaan mobil dibandingkan dengan pria.

Dr. Astrid Linder, peneliti dan ilmuwan keamanan lalu lintas dari The Swedish National Road and Transport Research Institute (VTI) menjadi sosok yang menginspirasi penemuan ini.

Pada Mei 2023, dikutip dari Carbuzz, 6 September, ilmuwan asal Swedia ini meraih penghargaan "Woman of Worth (WOW)" dari Women's Car of the Year atas desain dan penciptaan model dummy uji tabrak perempuan pertama di dunia.

Temuan ini berdasarkan uji tabrak mobil yang dilakukan selama ini selalu menggunakan dummy berdasarkan ukuran rata-rata pria. Namun, Dr. Astrid Linder memahami bahwa ada bias gender yang bisa menjadi masalah keamanan bagi perempuan. Hal ini akhirnya mendorongnya untuk menciptakan model dummy perempuan berdasarkan ukuran rata-rata perempuan.

Menurutnya, perbedaan geometri, berat badan, dan tinggi badan adalah faktor yang membedakan dummy perempuan dari pria, termasuk lebar bahu dan pusat gravitasi tubuh - yang lebih tinggi pada pria.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengidentifikasi inovasi keamanan yang lebih baik, bukan hanya untuk pria, tetapi untuk seluruh populasi. Karyanya telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun.

Tantangan terbesar yang dihadapi Linder dan timnya adalah kurangnya pendanaan. Sementara regulasi uji tabrak di Eropa, UNECE, menyatakan bahwa model seorang pria rata-rata harus digunakan untuk uji tabrak kendaraan.

"Selama regulasi tersebut tetap ada, perubahan tidak akan datang dari tuntutan masyarakat," kata Linder.

Pada tahun 2030, ia berharap program keamanan dapat mengevaluasi perlindungan baik bagi perempuan maupun pria selama kecelakaan.

"Visi saya adalah kita meningkatkan keamanan bersama-sama," tegasnya.