Tanpa Diduga, 7 Hal Ini Bisa Memicu Alergi
YOGYAKARTA – Alergi kerap dikaitkan dengan serbuk sari, jamur, bulu binatang, atau kacang-kacangan. Tetapi sejumlah alergen selain yang disebutkan itu, mungkin terlihat aneh dan tak diduga. Ada alergi daging merah, kopi, hingga alergi keringat. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut tentang hal yang tanpa diduga pemicu alergi.
1. Kopi
Alergi kopi sangat jarang terjadi, kemungkinan besar karena protein tertentu dalam biji kopi. Dalam studi dilansir Health, Minggu, 3 September, para peneliti mengidentifikasi protein spesifik dalam biji kopi mentah dan yang sudah dipanggang. Kedianya dapat menyebabkan reaksi alergi yang dialami beberapa petani kopi.
Protein ini kemungkinan besar stabil terhadap panas dan mungkin masih memicu alergi saat diminum. Namun temuan ini membutuhkan lebih banyak penelitian. Pasalnya, orang mungkin salah mengira intoleransi kafein sebagai elergi kopi. Padahal, intoleransi kafein tidak melibatkan respons imun yang terjadi ketika Anda mengalami alergi. Alergi kopi, memicu reaksi seketika, seperti mata gatal, hidung tersumbat, atau mata merah.
2. Daging merah
Alergi daging merah dikenal sebagai alergi daging yagn digigit kutu atau sindrom alpha-gal. Alpha-gal adalah sejenis gula yang ditemukan pada sebagian besar mamalia, kecuali pada manusia. Orang dengan alergi ini berpotensi bereaksi yang mengancam jiwa setelah mengonsumsi daging merah termasuk sapi, babi, domba, dan daging rusa.
Biasanya gejala reaksi alergi daging merah muncul 2-6 jam setelah mengonsumsi alpha-gal. Kasusnya bisa ringan hingga berat, namun pada kasus yang parah dapat menyebabkan anafilaksis.
3. Wine
Penelitian menunjukkan minum anggur merah dalam jumlah sedang, dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan seperti menurunkan risiko penyakit jantung dan mengurangi stres serta kecemasan. Namun beberapa orang mungkin alergi terhadap anggur merah yang ditandai dengan mata gatal, hidung tersumbat atau berair, dan ruam merah pada kulit. Orang dengan kondisi asma atau demam, lebih mungkin mengalami alergi wine.
Sayangnya tidak jelas apa yang memicu reaksi alergi pada wine. Beberapa orang mungkin alergi terhadap protein dalam anggur. Orang lain mungkin bereaksi terhadap ragi atau bahan lain yang digunakan untuk memproses dan membersihkan anggur. Protein dari serangga yang dapat mencemari buah anggur yang dihancurkan juga dapat memicu reaksi.
4. Air
Termasuk alergi yang jarang terjadi, disebut dengan aquagenic urticaria atau alergi air. Para ilmuwan belum mengetahui apa yang menyebabkan alergi ini. Beberapa kasus dilaporkan adanya Riwayat alergi keluarga. Namun para ahli belum mengidentifikasi gen spesifik terkait dengan kondisi ini. Penting diketahui, semua jenis air dapat memicu alergi ini. Termasuk air suling, air hujan, air keran, keringat, air asin, dan air mata. Berdasarkan kasus yang dilaporkan, reaksi alergi hanya terjadi bila air kontak kulit langsung.
5. Sinar matahari
Sinar matahari dan sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan respons imun hipersensitif yang memperburuk beberapa kondisi kulit. Kondisi fotosintetif ini dikenal sebagai fotodermatosis, yang gejalanya tergantung jenis kondisinya. Namun umumnya, dikenali dengna kulit kemerahan, gatal, lecet, dan dalam beberapa kasus hanya mengalami gatal-gatal pada kulit.
Terdapat tiga jenis fotodermatosis, pertama, polymorphic light eruption (PMLE) yang paling umum dan diaktikan dengan beberapa mutase gen. Alergi ini terjadi sekitar 10-20 persen populasi di Amerika Serikat, Eropa Tengah, dan Skandinavia. Kedua, solar urticaria yang mengalami ruam kulit berulang setelah beberapa menit terpapar matahari. Biasanya dimulai pada masa dewasa awal dan penyebabnya tidak jelas. Dermatitis fotoalergi adalah alergi yang ditandai ruam mirip eksim dan sangat langka yang menyebabkan kemerahan dan bersisik.
6. Keringat
Alergi keringat tampaknya tidak mungkin terjadi, tetapi bukan tidak pernah terjadi. Keringat keluar ketika hari panas, saat olahraga, atau sedang stres. Beberapa orang mengalami benjolan seukurna jarum saat berkeringa, ini disebut urtikaria kolinergik. Jika Anda menderita dermatitis atopik, sejenis eksim, atau penyakit kulit inflamasi kronis, mungkin mengalami ruam gatal yang semakin parah saat berkeringat.
Penyebab alerrgi keringat belum sepenuhnya jelas. Namun pakar menjelaskan, ketika berkeringat tubuh melepaskan air, natrium, dan racun seperti debu. Ini juga mengubah pH kulit Anda dan kurang asam. Faktor-faktor ini dapat memicu alergi pada beberapa orang. Terutama jika mereka sudah menderita dermatitis atopik dan urtikaria kolinergik.
7. Suhu dingin
Gejala umum alergi dingin berupa gatal-gatal, muncul benjolan, dan bengkak pada kulit. Biduran juga bisa berkembang di area jaringan lunak, seperti lidah dan tenggorokan. Gejala biasanya dimulai dalam 1- 5 menit dan mungkin hilang dalam waktu satu jam atau lebih. Dalam kasus yang parah, alergi dingin berpotensi mengancam jiwa bila terjadi anafilaksis. Sekitar 5 dari 10.000 orang bisa mengalami alergi ini. Bisa dialami segala usia, tetapi biasanya dimulai antara usia 10-40,3 tahun.
Baca juga:
- Bersin-bersin Setelah Bangun Tidur, Menurut Ahli Alergi Disebabkan 4 Faktor Berikut Ini
- Berapa Lama Reaksi Alergi Udang Agar Bisa Sembuh? Ketahui Jawabannya di Sini
- Mengapa Kita Tidak Boleh Menahan Bersin? Ini Bahaya yang Mengancam
- Karena Polusi Udara dapat Memengaruhi Kesehatan Mata, Begini Cara Melindunginya
Apabila Anda mengalami gejala tertentu yang menandai alergi karena suhu dingin, keringat, dan lainnya yagn disebutkan di atas, segeralah kunjungi penyedia layanan kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan yagn tepat.