Menjaga Warisan Leluhur Betawi, Bisnis Peternakan Sapi di Jaksel Masih Menjanjikan

JAKARTA - Kota Jakarta Selatan (Jaksel) tak hanya hits dengan tempat 'tongkrongan' kawalu muda melepas penat usai bekerja. Jauh dari keramaian, tersembunyi dari hingar bingar musik cafe, masih ada mereka yang tekun menggarap peternakan sapi. 

Bahkan, menurut Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelauatan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jaksel, Hasudungan Sidabalok, potensi peternakan perkotaan Jaksel jauh melampuai Jakarta Timur. 

"Peternakan di Jaksel masih menjanjikan, karena sudah berlangsung turun temurun dan merupakan kearifan lokal masyarakat Betawi," jelasnya dilansir dari Antara, Rabu, 3 Februari. 

Kini ada 175 peternak yang aktif memproduksi daging maupun susu hewani. Mereka tersebar di 10 kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Selatan, di antaranya di Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu, Mampang, Pancoran dan kecamatan lainnya.

Rinciannya, peternak sapi perah 45 orang dengan jumlah ternak sebanyak 968 ekor dan peternak sapi potong sebanyak 47 orang dengan jumlah ternak 822 ekor.

Selanjutnya, peternak kerbau ada 1 orang dengan jumlah ternak 4 ekor dan peternak kuda sebanyak 15 orang dengan jumlah ternak 45 ekor.

"Yang paling banyak jumlah peternak kambing potong ada 48 orang dengan jumlah ternak 1.016 ekor," kata Hasudungan.

Ada juga peternak domba sebanyak 17 orang dengan jumlah ternak 222 ekor, peternak kambing perah satu orang dengan jumlah ternak enam ekor dan peternak kelinci satu orang dengan jumlah ternak 70 ekor.

Jika dilihat per wilayah, untuk peternak kambing potong terbanyak ada di Kecamatan Kebayoran Lama, sedangkan sapi perah terbanyak di Kecamatan Mampang Prapatan.

Menurut Hasudungan, para peternak di Jakarta Selatan ini memproduksi produk hewani berupa daging dan susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta.

"Di Jakarta Selatan ada 510 sapi betina produktif, sehari bisa memproduksi susu sebanyak 3.600 liter," ujarnya.

Produksi susu sapi yang dihasilkan oleh para peternak di wilayah Jakarta Selatan ini, mampu memenuhi kebutuhan susu hewani wilayah Jakarta sekitar lima persen.

Sedangkan untuk daging, pihaknya belum memiliki data pasti berapa produksi daging dari para peternak di Jakarta Selatan. "Untuk daging itu dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH), kita belum punya angka produksinya," kata Hasudungan.

Hasudungan menambahkan, meski berada di Ibu Kota, peternakan perkotaan di Jakarta Selatan cukup potensial untuk dikembangkan.

Hal ini pula yang mendasari pihaknya mengadakan seminar daring (webinar) pelatihan peternakan perkotaan yang diselenggarakan pada Rabu (10/2) mendatang.

"Pelatihan ini untuk memperkenalkan potensi peternakan perkotaan, selain untuk peningkatan ekonomi, protein hewani dan susu sangat berperan meningkatkan imun yang penting selama masa pandemi ini," kata Hasudungan