Polres Tasikmalaya Bantu Pemulangan Korban TPPO yang Sempat Disekap di Malaysia
TASIKMALAYA - Kepolisian Resor Tasikmalaya bersama instansi lainnya membantu proses pemulangan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dari Malaysia.
"Alhamdulillah bisa memulangkan korban dari Malaysia ke Indonesia berkat bantuan dari semua pihak," kata Kapolres Tasikmalaya AKBP Suhardi Heri Haryanto dilansir ANTARA, Selasa, 22 Agustus.
Korban TPPO Lusi (24) warga Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya sempat menjadi korban penyekapan, kemudian berhasil melarikan diri hingga terlantar di Malaysia selama 10 bulan.
Kapolres menyampaikan, berdasarkan laporan keluarga korban, kemudian ditindaklanjuti oleh jajaran Polres Tasikmalaya hingga akhirnya korban bisa kembali pulang ke Indonesia berkat kerja sama dengan Mabes Polri dan KBRI di Malaysia, Senin (21/8).
"Kita juga ikut bahagia karena mereka bisa kumpul lagi," kata Suhardi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ari Rinaldo menerangkan, korban berangkat ke Malaysia melalui temannya di Tasikmalaya.
Korban berangkat bekerja ke Malaysia karena ditawari gaji yang besar, tapi setibanya di negara tujuan, korban justru dikurung oleh pelaku TPPO di sana.
Baca juga:
Namun korban berhasil meloloskan diri dari tempat penyekapan, kemudian bersembunyi di kawasan perkebunan durian di Malaysia, dan berupaya bertahan hidup dengan bekerja di warung sekitar kebun durian.
"Korban ini kabur dari lokasi penyekapan, lalu korban sembunyi di salah satu kebun durian di Malaysia," katanya.
Ari menyampaikan kasus tersebut terungkap setelah pihak keluarga korban lapor ke polisi terkait Lusi yang terlantar di Malaysia.
Polres Tasikmalaya selanjutnya berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Jawa Barat untuk menindaklanjuti kasus TPPO tersebut.
Polisi bersama pihak terkait lainnya bisa menemukan korban dan membawa pulang ke Indonesia, meski sebelumnya korban sempat ketakutan tidak bisa pulang karena dokumennya tidak lengkap.
"Korban sempat merasa takut waktu diarahkan supaya datang sendiri ke Dubes Indonesia di sana, karena mungkin takut ada razia," katanya.