Ukraina Pertimbangkan Gunakan Rute Baru di Laut Hitam untuk Ekspor Biji-bijian, Asosiasi Ingin Pengawalan Kapal NATO
JAKARTA - Ukraina sedang mempertimbangkan untuk menggunakan koridor ekspor Laut Hitam yang baru saja diuji coba untuk pengiriman biji-bijian, setelah evakuasi pertama yang berhasil dilakukan terhadap sebuah kapal di sepanjang rute tersebut minggu lalu, kata seorang pejabat senior pertanian negara itu.
Rusia diketahui telah memblokade pelabuhan Ukraina sejak invasi pada Februari 2022, kemudian mengancam akan memperlakukan semua kapal sebagai target militer potensial, setelah menarik diri dari kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam yang ditengahi PBB dan Turki bulan lalu.
Sebagai tanggapan, Ukraina mengumumkan "koridor kemanusiaan" yang menggunakan pantai Laut Hitam bagian barat dekat Rumania dan Bulgaria. Sebuah kapal kontainer berbendera Hong Kong yang terjebak di pelabuhan Odesa sejak invasi, melewati rute tersebut minggu lalu tanpa ditembaki.
"Hanya satu kapal komersial yang telah melewatinya sejauh ini, (dan ini) telah menunjukkan kesiapan untuk bergerak melalui rute-rute alternatif," kata Denys Marchuk, wakil kepala Dewan Agraria, kelompok agribisnis terbesar di Ukraina, kepada televisi nasional, dilansir dari Reuters 22 Agustus.
"Selanjutnya, akan ada pergerakan 7-8 kapal lagi... maka mungkin di masa depan rute-rute alternatif ini akan menjadi koridor untuk pergerakan kapal-kapal yang membawa kargo biji-bijian dan biji minyak," ungkapnya.
Sementara itu, surat kabar Financial Times Inggris mengatakan Kyiv sedang menyelesaikan sebuah skema dengan perusahaan asuransi global, untuk menanggung kapal-kapal biji-bijian yang melakukan perjalanan ke dan dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam, dengan mengutip Wakil Menteri Ekonomi Ukraina Oleksandr Gryban.
Diketahui, Ukraina adalah produsen dan eksportir biji-bijian utama dunia. Negara ini biasanya mengirimkan jutaan metrik ton makanan dari pelabuhan Laut Hitam di Odesa dan Mykolaiv.
Namun, Ukraina harus bergantung pada pelabuhan-pelabuhan di delta Sungai Danube di sudut barat daya negara itu, sejak Rusia meninggalkan bagiannya dalam kesepakatan Laut Hitam yang telah berlangsung selama setahun.
Untuk menarik pemilik kapal ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina yang telah mendapat serangan dari pasukan Rusia, Marchuk mengatakan Ukraina telah mengalokasikan 20 miliar hryvnias (547 juta dolar AS) untuk asuransi kapal.
Namun, Mykola Gorbachov, kepala serikat pedagang biji-bijian Ukraina, UGA, mengatakan terlepas dari mekanisme kompensasi untuk kerugian yang mungkin terjadi, ia meragukan banyak pemilik kapal yang siap untuk melintasi koridor sementara.
Baca juga:
- Secret Service Tangkap Wanita yang Mengancam Menembak Mantan Presiden AS Donald Trump dan Putranya Barron
- Tolak Usulan Junta Niger Tunda Pemilu, ECOWAS: Bebaskan Presiden Bazoum, Pulihkan Konstitusional Tanpa Penundaan
- Perawat yang Tega Bunuh Tujuh Bayi Akhirnya Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup, Hakim: Ini Kejam!
- Pidato di Luar Parlemen Denmark, Presiden Zelensky: Hari Ini Kami Yakin Rusia akan Kalah Dalam Perang
"Secara khusus, dibutuhkan setidaknya dua hingga tiga hari untuk memuat kapal di pelabuhan-pelabuhan di Odesa Raya. Jika selama waktu tersebut infrastruktur pelabuhan kembali dihantam serangan musuh, ada risiko kerusakan pada kapal dan kargo," terangnya dalam sebuah pernyataan.
Gorbachov melanjutkan, akan lebih baik untuk menemukan mekanisme untuk memastikan keamanan kapal-kapal sipil di koridor sementara dengan menyediakan, misalnya, pengawalan militer.
"Kapal-kapal NATO akan dapat menanggapi ancaman, termasuk serangan rudal terhadap infrastruktur pelabuhan," tandasnya.