Kunjungi Pasukannya di Garis Depan Zaporizhzhia, Presiden Zelensky: Selangkah Demi Selangkah Bergerak Maju
JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi wilayah tenggara Zaporizhzhia dan bertemu dengan pasukan tempur hingga unit operasi medis garis depan, kata kantor Kepresidenan Ukraina Hari Selasa.
Dalam unggahan di situs kantor kepresidenan, Presiden Zelensky terlihat mengunjungi sejumlah tempat di dalam maupun luar ruangan di Wilayah Zaporizhzhia, menerima paparan dari komandan-komandan pasukan, memberikan penghargaan dan medali kepada para prajurit, hingga menyapa para dokter dan pasien di fasilitas medis garis depan.
"Presiden mendengarkan laporan dari para komandan mengenai jalannya aksi-aksi tempur di area-area garis depan... dan mendiskusikan isu-isu yang paling bermasalah dari unit-unit mereka bersama dengan para pasukan," demikian dikatakan dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 16 Agustus.
Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia di selatan dan tenggara pada awal Juni, dengan harapan dapat memangkas separuh kekuatan Rusia dengan maju ke selatan menuju Laut Azov.
Lebih dari dua bulan dalam operasi tersebut, Kyiv telah merebut kembali beberapa desa tetapi tidak ada permukiman besar, mengakui kemajuannya lebih lambat dari yang diharapkan karena kokohnya pertahanan Rusia dan kurangnya persenjataan.
"Selangkah demi selangkah, mereka dengan tegas bergerak menuju hasil yang diperlukan," kata Presiden Zelensky tentang brigade yang mencoba maju menuju Kota Melitopol yang diduduki Rusia di bagian selatan.
Baca juga:
- Puji Hubungan Mesra Militer Rusia-China, Menhan Shoigu: Kami Mengimplementasikan Kesepakatan Para Pemimpin
- Rusia Lancarkan Serangan Udara Terbesar Terhadap Lviv Sejak Invasi, Koordinator PBB: Sebabkan Penderitaan Manusia
- Inggris Tangkap Tiga Tersangka Mata-mata untuk Rusia: Warga Negara Bulgaria, Salah Satunya Perempuan
- Donald Trump Kembali Dikenai Dakwaan Terkait Pemilu 2020, Pengacara: Tidak Diragukan Lagi, Cacat dan Inkonstitusional
Kyiv sendiri sebelumnya telah berulang kali mengatakan, mereka membutuhkan lebih banyak kendaraan lapis baja, tank dan pesawat baru.
"Militer menekankan perlunya peperangan elektronik dan sistem pertahanan udara garis depan untuk melawan pesawat terbang dan drone musuh. Ada juga kebutuhan akan drone, karena drone dengan cepat digunakan dalam operasi ofensif," kata kantor tersebut.