76 Keluarga Belum Diperkenankan Pulang, Meski Aktivitas Gunung Karangetang Sultra Menurun

SITARO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah belum mengizinkan warga yang mengungsi pulang ke rumah meski aktivitas Gunung Karangetang di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, sudah menurun menurut petugas pengamatan gunung api.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro Sonny Belseran mengutip keterangan Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia bahwa aktivitas Gunung Karangetang dalam beberapa hari ini mulai menurun.

"Memang jawaban Pak Yudia aktivitasnya mulai menurun, namun untuk memastikan apakah warga yang diungsikan sudah bisa pulang masih harus menunggu jawaban dari Bandung (Badan Geologi)," kata Sonny, Selasa 15 Agustus.

Ia menyampaikan bahwa BPBD terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mengenai penanganan warga Kelurahan Tatahadeng dan Tarorane di Kecamatan Siau Timur yang mengungsi untuk menghindari dampak aktivitas vulkanis Gunung Karangetang.

Menurut dia, sampai saat ini warga yang mengungsi belum diizinkan pulang ke rumah mereka karena aktivitas Gunung Karangetang dikhawatirkan meningkat lagi sehingga warga yang sudah pulang ke rumah harus kembali lagi ke pengungsian seperti beberapa waktu lalu.

Sonny mengimbau warga yang masih mengungsi sabar menunggu arahan dari pemerintah.

"Pasti akan disampaikan hasilnya, tetap bersabar. Kami terus menjamin ketersediaan logistik bagi warga yang saat ini masih berada di pengungsian," katanya.

Hingga saat ini 39 keluarga dari Kelurahan Tatahadeng dan Kelurahan Tarorane masih tinggal di pengungsian.

Pengungsi dari Kelurahan Tatahadeng sebanyak 17 keluarga dan terdiri atas sembilan warga lanjut usia (lansia) , 24 orang dewasa, 13 anak, dan tiga balita. Mereka mengungsi di Gereja GMIST Tualage Ruata Basaha.

Warga dari Dusun Mangaese, Kelurahan Tarorane, juga masih berada di pengungsian.

Sebanyak 22 keluarga dari Dusun Mangaese yang terdiri atas tujuh orang lansia, 37 orang dewasa, sembilan anak, dan dua balita mengungsi Gereja GMIST Bukit Zaitun Tampungan.