Soal Divestasi Saham Vale, BUMN Optimistis Jadi Pemegang Saham Mayoritas
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini masih menunggu arahan dari Kementerian ESDM terkait divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Kementerian BUMN ingin perusahaan pelat merah dapat menguasai mayoritas saham Vale.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya sedang menunggu keputusan Kementerian ESDM. Setelah ada keputusan, kata dia, Kementerian BUMN baru bisan membicarakan proporsi saham BUMN di Vale Indonesia.
“Kalau Vale kan satu hal, kita kan lagi menunggu arahan dari Kementerian ESDM terkait dengan hal-hal yang menjadi pemenuhan daripada persyaratan mereka untuk pengalihan KK (Kontrak Karya) jadi IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus), itu kan teritorinya Kementerian ESDM,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 26 Juli.
Tiko sapaan akrab Kartika mengatakan BUMN tentu berkeinginan untuk menjadi pemegang saham mayoritas. Namun, tentunya hal ini harus menunggu izin operasi Kementerian ESDM.
“Tapi kita melihat, nanti setelah adanya kesepakatan antara Menteri ESDM dengan Vale, kita lihat kemungkinan kita untuk menaikkan kepemilikan saham dari Antam. Kita inginnya Antam bisa naik menuju majority kalau memungkinkan,” ujarnya.
Baca juga:
Lebih lanjut, Tiko mengatakan dalam negosiasi pemerintah berusaha memgambil porsi saham Vale Indonesia sebesar 34 persen.
“Kita lagi negosiasi, range-nya kan 4 persen terus ke 10 persen, dan kita lagi bicara untuk bisa naik ke 34 persen. Tapi nanti tergantung dari Vale,” jelasnya.
Di sisi lain, Tiko mengatakan pihaknya juga ingin Vale meningkatkan produksinya. Khususnya berkontribusi terhadap hilirisasi di dalam negeri.
“Tapi yang juga penting kita ingin juga Vale ini bener-bener meningkatkan produksi dan development ke depan untuk ekosistem baterai juga,” ujarnya.