Platform Pembayaran Kripto Alphapo Kehilangan Rp465 Miliar dalam Serangan Peretasan

JAKARTA - Pada tanggal 22 Juli, para ahli keamanan melaporkan bahwa platform pembayaran kripto Alphapo mengalami kebocoran dana sebesar setidaknya 31 juta dolar AS (Rp465 miliar) dari hot wallets mereka dalam bentuk Ether (ETH), TRON (TRX), dan Bitcoin (BTC).

Ticker harga aset tersebut adalah 1,851 dolar AS untuk Ether, 0,0814 dolar AS untuk TRON, dan 29,167 dolar AS untuk Bitcoin. Jumlah Bitcoin yang dicuri masih belum pasti, sehingga angka kerugian mungkin lebih tinggi dari perkiraan awal.

Menurut penelusuran yang dilakukan oleh ZachXBT, dana yang dicuri awalnya berada di jaringan Ethereum, kemudian ditukar menjadi Ether sebelum di-transfer ke jaringan Avalanche dan Bitcoin.

Tim keamanan DeDotFi menyatakan bahwa peretasan tersebut mungkin terjadi karena kebocoran kunci privat. Saat ini, investigasi masih berlangsung untuk mengungkap lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

Alphapo adalah penyedia layanan pemrosesan pembayaran kripto yang menawarkan transaksi instan dengan lebih dari 30 aset digital dan saldo dalam berbagai mata uang fiat. Perusahaan ini terkenal sebagai gerbang kripto untuk beberapa platform perjudian, termasuk HypeDrop, Ignition, dan Bovada.

Setelah kejadian ini, klien Alphapo, HypeDrop, menghentikan pemrosesan transaksi kripto. Platform kotak misteri tersebut mengumumkan di Twitter bahwa mereka mengalami masalah dengan deposit dan penarikan dana akibat dari peretasan tersebut.

"Mohon ketahuilah bahwa dana HypeDrop Anda aman, tetapi kami mengalami masalah dari pihak penyedia layanan kripto. Setelah operasi penyedia layanan kami kembali normal, deposit akan dikreditkan dengan sesuai," ungkap HypeDrop. 

Meskipun tidak memberikan komentar terkait insiden tersebut, juru bicara Alphapo memberitahukan kepada Cointelegraph bahwa proses deposit dan penarikan dana sedang dilakukan bertahap untuk beberapa jenis mata uang.

Mereka juga meminta para pengguna untuk tidak mengirimkan dana ke alamat deposit lama. Namun, jika hal tersebut terjadi, dana dari deposit tersebut akan mendapatkan diverifikasi tambahan.

Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, protokol keuangan terdesentralisasi Conic Finance mengalami dua serangan dalam waktu singkat. Serangan pertama menyebabkan kehilangan Ether senilai 3,26 juta dolar AS (Rp49 miliar), dengan hampir seluruh jumlahnya dikirimkan ke alamat Ethereum dalam satu transaksi.

Serangan kedua terjadi beberapa jam kemudian, yang mana protokol tersebut mengungkapkan dalam laporan pascamortem bahwa serangan tersebut merupakan varian dari serangan sandwich yang menargetkan pool-nya dan berhasil meraih keuntungan sekitar 300.000 dolar AS (Rp4,5 miliar).