TKPSDA WS Mahakam Kaltim Bakal Revisi Program Demi Inventarisasi Air ke IKN Nusantara
KALTIM - Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (TKPSDA WS) Mahakam bakal menyesuaikan program-programnya untuk mendukung Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur (Kaltim).
Ketua TKPSDA WS Mahakam, Yusliando, mengatakan upaya itu untuk menginventarisasi sumber daya air di IKN.
"Selain melakukan inventarisasi sumber daya air, kita harus melakukan sinkronisasi program karena dengan pindahnya IKN ke Kaltim tentu program yang ada harus direvisi dan disesuaikan dengan kebutuhan," ujarnya di Balikpapan, Kaltim, Senin 17 Juli, disitat Antara.
Yusliando pun mengajak TKPSDA WS Mahakam merumuskan program mulai dari perencanaan, pengelolaan, hingga pemanfaatan sumber daya air, baik untuk mendukung kebutuhan air di IKN maupun untuk Provinsi Kaltim.
Di lokasi IKN dan sekitarnya memiliki daerah aliran sungai (DAS) 38 buah yang sebagian sungainya kecil-kecil dan masuk kategori kritis, termasuk DAS Manggar di Balikpapan yang masuk kategori kritis.
Sementara itu, potensi air permukaan di IKN dicatat berkisar antara 868 juta meter kubik hingga 3,2 miliar meter kubik, namun terkendala oleh akses pengambilan yang tidak mudah karena faktor morfologi dan topografi sehingga perlu dirumuskan secara detail.
Baca juga:
- Bupati Mimika Eltinus Omaleng Divonis Lepas, KPK: Dasar Pertimbangannya Belum Diketahui
- PDIP Tak Persoalkan Jika Usulan Pansus JIS Ditolak
- KPK Taksir Kerugian Negara Kasus Dugaan Korupsi PTPN XI Surabaya Capai Puluhan Miliar Rupiah
- Amankan 36 Kg Sabu, Polda Metro Tangkap Kurir Narkotika Modus Kopi Amerika
Sementara itu, Kasubdit Keterpaduan Pola dan Pengelolaan Sumber Daya Air Kementerian PUPR Yunita Chandra Sari yang hadir menjadi narasumber secara daring mengatakan terdapat sejumlah tahapan untuk pengelolaan sumber daya air.
Tahapan tersebut, katanya, adalah perencanaan, pelaksanaan konstruksi prasarana, pelaksanaan operasi, pemeliharaan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan sumber daya air.
"Perencanaan antara lain harus memperhitungkan semua potensi dengan mengutamakan air permukaan. Untuk konstruksi, baik bendungan, embung, dan lainnya maupun yang nonkonstruksi harus dilengkapi dengan desain dasar dan prakiraan kelayakan," tandasnya.