Bagikan:

BALIKPAPAN - Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda melakukan survei dua pantai di Kota Balikpapan untuk perencanaan pembangunan karena kota ini salah satu kawasan terdekat penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Dalam survei ini kami mengajak sejumlah anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (TKPSDA) Kaltim, sehingga setelah kunjungan ini akan dilanjutkan dengan sidang komisi di internal TKPSDA," ujar Kasi Perencanaan BWS Kalimantan IV Samarinda Agung Guntoro dilansir ANTARA, Jumat, 10 Maret.

Dua pantai di Balikpapan yang dikunjungi untuk survei awal tersebut, adalah Pantai Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan Pantai Tanjung Bayur di Kelurahan Teritip.

Terdapat sekitar 15 orang yang melakukan kunjungan ke dua pantai tersebut, baik tim dari TKPSDA Kaltim maupun tim dari BWS Kalimantan IV Samarinda.

Hal yang menjadi pendalaman dalam survei ini terkait dengan daya rusak air, yakni akibat pasang laut dan gelombang, telah menyebabkan abrasi parah dan merusak talut penahan gelombang di pinggir pantai, seperti hancurnya talut di Pantai AURI.

Di Pantai Tanjung Bayur, gelombang dan pasang laut menyebabkan abrasi di sepanjang kawasan itu. Bahkan, sejumlah pohon kelapa ada yang tumbang maupun terdorong ke kawasan darat akibat tempat cengkeraman akarnya terkikis air.

"Dari hasil analisa kawan-kawan di TKPSDA terkait kondisi ini, nanti kami tunggu rekomendasi mereka. Bisa saja ada beberapa rekomendasi, misalnya perlu penanaman mangrove, pembangunan pemecah gelombang, atau mungkin perlunya pembangunan talut yang kuat," katanya.

Ketua Komisi Sumber Daya Air TKPSDA Kaltim Eko Wahyudi mengatakan setelah BWS Kalimantan IV Samarinda dan anggota TKPSDA melakukan kunjungan ke dua pantai tersebut, hal utama yang perlu disepakati dalam sidang pleno mendatang adalah sejumlah rekomendasi.

Setelah adanya rekomendasi, pembangunan talut misalnya, maka berikutnya membuat desain konstruksi, kemudian izin lingkungan untuk konstruksi, membuat usulan biaya dan lainnya yang ditargetkan selesai tahun ini, sehingga tahun depan bisa dilakukan pembangunan fisik karena untuk lokasi sudah dipastikan, yakni pada dua pantai tersebut.

Dari kunjungan ini sudah jelas diketahui bersama, terutama tentang tingkat kerusakan akibat gelombang dan pasang laut, yakni di Pantai AURI yang merusak talut akibat kurang kokoh, garis pantai sudah ke darat antara 10-12 meter, sedangkan di Pantai Tanjung Bayur yang garis pantainya ke darat antara 150-200 meter.

"Bahkan di Pantai Tanjung Bayur juga telah merusak tatanan perekonomian warga baik kebun kelapa maupun tambak ikan yang kini tidak bisa berfungsi. Pengunjung pantai pun harus cepat pulang karena saat sore pasang laut sampai ke darat, padahal ini adalah penyangga IKN yang ke depan pengunjung akan lebih banyak," katanya.