Tips Menyampaikan Kritik Tanpa Tendensi Menjatuhkan
JAKARTA – Jika tidak disampaikan dengan tepat, kritikan bisa menjatuhkan harga diri orang lain. Kritikan adalah memberikan tanggapan dengan pertimbangan nilai baik dan buruk. Kritik biasanya disampaikan untuk menanggapi suatu karya, sikap, dan aktivitas yang telah dilakukan.
Sebenarnya, kritikan disampaikan untuk mendapatkan hasil terbaik. Sifatnya membangun meski kadang disampaikan dengan keras sehingga membuat si penerima kritikan merasa tidak nyaman. Bahkan dapat memicu perasaan-perasaan negatif lahir dari benak si penerima.
Sebaiknya, bagaimana cara menyampaikan kritik tanpa tendensi menjatuhkan? Berikut tips bijak dalam memberikan kritik.
Gunakan cara halus
Setiap hal memiliki sisi negatif dan positif. Ini juga terjadi ketika, misalnya, menerima hasil pekerjaan dan ada beberapa hal perlu diperbaiki. Agar seseorang yang menyelesaikan pekerjaan tersebut tidak merasa dijatuhkan lewat kritikan yang Anda sampaikan, cobalah mengutarakan dua sisi, yaitu baik dan buruk.
Awali dengan pujian agar menetralisir suasana tegang. Kemudian sampaikan koreksi Anda dengan lebih tenang. Contohnya, ketika Anda menemukan ada satu huruf luput karena kurang teliti, Anda bisa menyampaikan kritik dengan kalimat berikut.
“Sebenarnya saya tahu Anda memiliki kemampuan dalam menyusun pekerjaan ini, tapi kemampuan Anda akan lebih sempurna jika lebih teliti.”
Ungkapkan dalam situasi dan kondisi tepat
Paling nyaman, kritik disampaikan dalam situasi dan kondisi tepat. Ini juga membuat Anda lebih nyaman dan terstruktur dalam menyampaikan maksud. Periksa suasana hati orang bersangkutan dan carilah suasana kondusif.
Baca juga:
Berpijak pada fakta
Kritik, jika tidak disampaikan secara terstruktur, hanya akan masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Artinya, Anda perlu berpijak pada fakta di mana kedua belah pihak sama-sama tahu tentang apa yang dirujuk. Hindari kritikan berlandaskan asumsi atau dari orang ketiga.
Kemudian, tanyakan pendapat yang bersangkutan agar terjadi dialog dua arah.
Atur bahasa tubuh
Bahasa tubuh paling tidak bisa dibohongi dan dapat memengaruhi orang lain. Ketika kritik disampaikan dengan tubuh tegang, jari, dan tangan akan menunjukkan tendensi menjatuhkan. Paling bijak, atur tubuh Anda agar lebih rileks.
Cobalah mengatur gesture untuk menggambarkan keterbukaan pikir. Misalnya dengan duduk, tangan bergerak mengikuti kalimat-kalimat yang diucapkan, dan bagi arah pandang ke sekitar.
Tidak tergesa-gesa
Kritikan bukanlah hukuman. Menyampaikan kritikan adalah momen untuk mengutarakan dan menggali pendapat dari kedua belah pihak. Artinya, kritikan tidak dapat disapaikan dengan tergesa-gesa.
Jika disampaikan tergesa, tubuh kurang rileks, dan kalimat tidak mudah dipahami akan menekan psikologis yang bersangkutan.
Dalam berbagai bidang, kritik adalah hal wajar. Karena setiap orang memiliki pencapaian, target, dan diikuti dengan etika maka sampaikan kritik dengan cara bijak tanpa tendensi mengintimidasi.