Sebut Kekerasan Bersenjata Hancurkan Lingkungan, Presiden Biden Kembali Singgung Reformasi Kontrol Senjata
JAKARTA - Presiden Joe Biden mengatakan kekerasan bersenjata telah menghancurkan lingkungan di Amerika Serikat, setelah penembakan massal di tiga lokasi terpisah dan menewaskan sedikitnya 10 orang, jelang libur HUT Kemerdekaan 4 Juli.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih, Presiden Biden mengatakan perlu tindakan lebih konkret untuk mengatasi epidemi kekerasan bersenjata yang mencabik-cabik permukiman warga.
Lebih jauh, Presiden Biden kembali menyinggung soal reformasi aturan kontrol senjata, meminta anggota Kongres AS dari Partai Republik, membahas hal ini dengan Partai Demokrat pendukungnya.
"Adalah dalam wewenang kami untuk sekali lagi melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, untuk meminta penyimpanan senjata yang aman, untuk mengakhiri kekebalan produsen senjata dari tanggung jawab, dan untuk melakukan pemeriksaan latar belakang universal," kata Presiden Biden," melansir Reuters 5 Juli.
Penembakan massal yang mematikan selalu memicu kembali perdebatan sengit tentang kontrol senjata di Amerika Serikat. Presiden Biden sendiri diketahui telah mengajukan permohonan serupa sebelumnya.
Diketahui, Amandemen Kedua Konstitusi AS yang melindungi hak warga Negeri Paman Sam untuk memiliki senjata adalah masalah panas bagi banyak Republikan, yang menerima dukungan dari kelompok dan produsen hak senjata.
Amerika Serikat sendiri tengah berjuang dengan sejumlah besar penembakan massal dan insiden kekerasan senjata tahun ini
Baca juga:
- Taliban Perintahkan Penutupan Seluruh Salon Kecantikan di Afghanistan
- IAEA akan Pastikan Keamanan Pembuangan Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima, Grossi: Tugas Kami Belum Selesai
- IAEA Nilai Rencana Pelepasan Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima Jepang Sesuai Standar Keamanan
- Tiga Penembakan Massal Terpisah Tewaskan 10 Orang Jelang HUT Kemerdekaan AS, Presiden Biden: Tidak Masuk Akal
Ada lebih dari 340 penembakan massal sejauh ini sepanjang tahun 2023 di negara tersebut, menurut data yang dikumpulkan oleh Gun Violence Archive, yang mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden di mana setidaknya empat orang ditembak, tidak termasuk penembaknya.
Pernyataan Presiden Biden muncul setelah penembakan Senin malam di Fort Worth, Texas dan di Philadelphia, yang masing-masing menewaskan tiga dan lima orang.
Sehari sebelumnya, dua orang ditembak mati dan 28 lainnya luka-luka, sekitar setengah dari korban adalah anak-anak, dalam hujan tembakan di pesta blok lingkungan luar ruangan di Baltimore, Maryland.