Volvo akan Gunakan Tesla Supercharging untuk BEV Mulai 2025 Mendatang

JAKARTA - Karena memiliki teknologi mutakhir dalam pengisian daya untuk mobil bertenaga listrik, beberapa pabrikan mulai mengantre agar mobil masa depannya mendapatkan akses Supercharger milik Tesla.

Beberapa waktu lalu, pabrikan seperti Ford, General Motors (GM), dan Rivian yang telah sepakat bekerjasama dengan Tesla agar mobil-mobil mereka dapat mengakses Supercharging di masa mendatang.

Baru-baru ini, satu pabrikan lagi secara resmi akan mendapatkan akses ke Tesla North American Charging Standard (NACS), yakni Volvo Cars. Ini menandai pabrikan Eropa pertama yang bekerjasama dengan Tesla untuk konektor pengisian daya tersebut.

Dilansir pada laman InsideEV, Selasa, 27 Juni, menurut Volvo, Tesla akan membuka jaringan Tesla Supercharging sebanyak 12.000 stasiun yang terdiri dari lebih dari 2.000 lokasi untuk semua mobil Volvo EV mulai pada paruh pertama 2024.

Namun, untuk mobil Volvo seperti XC40, C40 Recharge, XC30, dan XC90, yang masih menggunakan sistem Combined Charging System (CCS1) harus menggunakan adaptor bila ingin menggunakan NACS.

Bila model pertama muncul pada 2025 mendatang, maka adaptor untuk menghubungkan ke NACS tersebut tidak diperlukan.

Salah satu aspek yang penting dalam perjanjian Volvo dengan Tesla ialah pabrkan asal Swedia tersebut bermaksud untuk memasukkan jaringan Supercharging ke sistem perangkat lunaknya.

Ini bertujuan memudahkan pengguna mobil Volvo yang ingin mengisi daya dengan menampilkan sistem navigasi untuk menemukan stasiun Tesla Supercharging terdekat.

Tidak mengherankan bila Volvo ingin mengambil sistem Tesla Supercharging tersebut. Terlebih lagi, perusahaaan menetapkan bahwa 2030 mendatang, mereka akan menghadirkan model bertenaga listrik terbaru.

"Hari ini, dengan perjanjian ini, kami mengambil langkah besar untuk menghapus ambang batas ini bagi pengemudi Volvo di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko," ujar CEO Volvo, Jim Rowan.