Sinopsis Film Kutukan Peti Mati, Bangkitnya Roh Kegelapan di Pulau Onrust
JAKARTA - Film Kutukan Peti Mati yang diangkat dari novel Sarcophagus Onrust karya Astrid D’ Savitri dijadwalkan tayang 20 Juli. Film ini berasal dari kisah misteri yang ada di Pulau Onrust serta cerita sejarah sejak kedatangan VOC di negeri ini.
Drama thiler untuk remaja ini berkisah tentang tokoh Bram (Aliff Ali) dan Susan (Yuriko Angeline) yang sedang menyiapkan skripsi sejarah Jakarta.
Namun terseret dengan mantra kutukan dari buku yang mereka jumpai di Pulau Onrust, sehingga mendatangkan roh kegelapan pulau itu dan merasuki Susan. Tabir kematian hantu fenomenal Maria van de Velde dan kekasihnya Jan Koenraad pun terkuak.
Keberadaan Dr Wabah, dokter misterius yang seharusnya ada di sequel kedua novel, atas usulan sutradara produktif Irham Acho Bachtiar, harus dihadirkan dalam film untuk menarik penonton.
Hal inilah yang menjadi ketegangan film, mengajak penonton berpikir dan menyimpulkan benang merah dan teka-teki filmnya. Diharapkan film ini menjadi hiburan sekaligus edukasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Film besutan sutradara Irham Acho Bahtiar ini menghadirkan para pemain muda seperti Yoriko Angeline (Susan), Aliff Alli (Bram), Cristina Danilla (Maria Van de Velde), Eryck Amaral (Jan Koenraad) dan pemain senior seperti Donny Damara (Prof. Daniel), Dewi Rezer (Prof. Tarina), Mathias Muchus (Pak Ibrahim Kakek Susan), Eksanti, Egy Fedly (Hasan), Ray Sahetapy (Dr. Victor). dan Wina Marrino (Ibunda Susan).
"Awalnya mbak Nana (penulis novel) mengajak saya membantunya untuk mempresentasikan novelnya Sarchopagus Onrust yang diterbitkan oleh Balai Pustaka untuk di jadikan film di depan petinggi Balai Pustaka dan akhirnya mereka pun tertarik memproduksinya jadi film,” kata Acho dikutip dari ANTARA, Selasa, 27 Juni.
Lebih lanjut, Acho menjelaskan bahwa dirinya mengedepankan sebuah karakter dokter bertopeng burung yang sudah populer sekali kostumnya di seluruh dunia.
Setelah disepakati produksi, Nana pun menjadi penulis skenarionya sekaligus salah satu produsernya dan Irham ditunjuk menjadi sutradaranya.
“Proses ini lumayan membutuhkan waktu lama Karena Balai Pustaka juga mempertimbangkannya cukup lama sebelum akhirnya tertarik menjadikannya film selain Siti Nurbaya yang juga waktu itu sedang dalam tahap persiapan produksi," jelas Acho.
Baca juga:
Acho juga mengungkapkan bahwa line up pemainnya dengan acting coach dilakukan selama kurang lebih 3 Minggu. Ia meminta pelatih aktingnya untuk merubah karakter mereka yang biasanya dikenal di film/serial remaja untuk lebih menjadi dewasa dan tidak seperti karakter ABG yg biasanya mereka mainkan sebelumnya.
Beberapa karakter lain seperti Donny Damara dan Ray Sahetapy juga memainkan beberapa adegan secara total termasuk melakukan syuting salah satu adegan selama dua hari di dalam laut sungguhan, kata Acho.
“Saya sampai menggunakan tabung oksigen seharian dalam laut juga ikut memantau langsung adegannya. Tapi kalau saya ceritakan detail disini akan menjadi spoiler karena adegan adegan tersebut menjadi plot twist dalam film ini,” ungkapnya.