Terlibat Dana Hibah Rp56 Miliar, Pejabat Bawaslu Dongala Diperiksa Penyidik Kejati
JAKARTA - Penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah memeriksa salah satu pejabat Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Donggala berinisial J terkait dugaan korupsi dana hibah senilai Rp56 miliar tahun 2020.
"Pemeriksaan dilakukan pada Jumat (23/6) sekitar 3,5 jam dari Pukul 09.00 hingga 11.30 Wita," kata Kasipenkum Kejati Sulteng Mohammad Ronald, mengutip Antara, Minggu, 25 Juni.
Ia mengemukakan pejabat yang di periksa jaksa yakni Sekretaris Sekretariat Bawaslu Donggala mengenai dana hibah bersumber dari Pemerintah Provinsi Sulteng mengenai pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tahun 2020 melalui Bawaslu tingkat provinsi.
Selain memeriksa sekretaris Bawaslu Donggala, jaksa juga telah memeriksa 36 orang saksi atas dugaan korupsi dana hibah.
"Belum ada hasil penghitungan kerugian negara dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Sulteng terkait kasus ini," ujarnya.
Kejati, katanya, pada Rabu, 22 Juni juga telah menggeledah kantor Bawaslu Morowali berdasarkan surat perintah penyidikan Nomor: PRINT-01/P.2/Fd.1/02/2023, terkait dana hibah tersebut atas penyelenggaraan pilkada gubernur dan wakil gubernur.
Baca juga:
- Cerita Cowok Jaksel Diselingkuhi Kekasihnya: Kos-kosan Dibiayai, Kerja Selalu Diantar, Tapi Curhatnya di Kamar dengan Pria Lain
- Lurah, Mantan Lurah dan Pegawai Honorer Jelupang Tangsel Terlibat Kasus Dugaan Penipuan PTSL
- Ukuran Liang Lahat Berbeda, Fajri '300' Kg Akan Dimakamkan di Tempat Ini
- Ini Penyebab Fajri '300 Kg' Meninggal di RSCM
Dalam penggeledahan tersebut, beberapa dokumen disita oleh jaksa, tujuannya untuk mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan perkara.
"Tim penyidik masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut dan memeriksa saksi-saksi," jelas Ronald.
Selain itu, penggeledahan juga dilakukan di beberapa satuan kerja (satker), termasuk kantor Bawaslu Sulteng, Bawaslu Kabupaten Donggala, Bawaslu Parigi Motong dan Bawaslu Banggai Kepulauan.
"Tidak menutup kemungkinan masih ada pejabat lain diperiksa atau dimintai keterangan guna pengembangan perkara," kata Ronald.