Oksigen di Submersible Titan Diprediksi Habis Pagi Ini, Tapi Sulit Hitung yang Tersisa
JAKARTA - Tim pencarian submersible Titan yang hilang saat hendak menuju reruntuhan Kapal Titanic terus melakukan pencarian, dengan fokus di sumber suara yang ditemukan sebelumnya, sementara oksigen di dalam submersible berawak tersebut diprediksi akan habis pagi ini.
First District Commander (D1) US Coast Guard Rear Admiral John Mauger yang memimpin misi pencarian mengatakan, berdasarkan informasi yang awalnya diberikan oleh operator, kapal selam itu memiliki waktu sekitar 96 jam ketika mereka pertama kali putus koneksi.
Namun dikatakannya, tidak mudah untuk memprediksi berapa banyak oksigen yang tersisa, karena itu berdasarkan konsumsi para penghuni Titan.
"Salah satu faktor yang membuat sulit untuk memprediksi berapa banyak oksigen yang tersisa adalah, karena kita tidak tahu tingkat konsumsi oksigen per penumpang di submersible," ujarnya kepada BBC seperti dikutip 22 Juni.
Dia mengatakan, tim pencari beroperasi dengan asumsi mereka memiliki waktu sekitar 20 jam lagi untuk menemukan dan menyelamatkan kapal selam tersebut, yaitu Kamis pagi waktu setempat.
Laksamana Muda Mauger kembali menggambarkan pencarian yang dilakukan kompleks dan sulit, dilakukan di lokasi terpencil, sekitar 900 mil di lepas pantai Cape Cod, Massachusetts, AS.
"Ini terjadi di lokasi terpencil, kami telah memprioritaskan upaya kami pada pencarian di permukaan dan di bawah permukaan," katanya, dan menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan para ahli akustik untuk memahami suara-suara yang mereka dengar.
Para ahli dan peralatan telah mengindikasikan "suara bising berpotensi dihasilkan" oleh penghuni kapal selam dan sebagai hasilnya, mereka memindahkan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) pada saat ditemukan.
Namun mereka masih belum bisa memastikan suara apa itu.
"Kami telah menangkap tanda-tanda kebisingan dan kami sedang melakukan analisis terhadapnya," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Penjaga Pantai AS mengatakan di Twitter, sebuah kapal permukaan, Polar Prince, kehilangan Titan yang diluncurkannya sekitar satu jam dan 45 menit setelah memulai penyelaman ke arah lokasi reruntuhan Titanic pada Hari Minggu pagi.
Baca juga:
- China Geram Presiden Biden Sebut Xi Jinping Diktaktor, Rusia: Itu Urusan Mereka
- Akui Pencarian Submersible Titan Rumit, Komandan Penjaga Pantai AS: Tim akan Terus Mencari, Fokus di Sumber Suara
- Suara Bawah Air di Lokasi Pencarian Titan Beri Harapan, Ahli: Tekanan di Sana Sangat Fenomenal
- Mayoritas Pejuangnya Belum Menerima Medali Peperangan Bakhmut, Bos Grup Wagner: Mereka Bertempur dan Mati di Sana
Diketahui, reruntuhan Titanic, kapal laut Inggris yang menabrak gunung es dan tenggelam dalam pelayaran perdananya pada April 1912, terletak sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, Massachusetts, dan 400 mil (644 km) selatan St. Louis. John's, Newfoundland.
Pihak berwenang belum mengonfirmasi identitas mereka yang berada di dalam Titan. Namun, sejumlah laporan menyebutkan nama miliarder Inggris Hamish Harding dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood bersama putranya Suleman, yang keduanya warga negara Inggris.
Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet serta Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate Expeditions, juga dilaporkan ikut serta.