Situs Reruntuhan Titanic Tempat Berbahaya, Begini Penjelasan Penyelam Berpengalaman yang Pertama Mendatanginya
JAKARTA - Situs reruntuhan Kapal Titanic, lokasi yang hendak dicapai oleh submersible berawak Titan yang hilang, dikatakan sebagai tempat yang berbahaya oleh seorang penyelam berpengalaman yang pernah mendatanginya.
Dik Barton, penyelam pertama Inggris yang mendatangi reruntuhan Kapal Titanic mengatakan, situs tersebut merupakan tempat yang "berbahaya" dan "tidak bersahabat".
Bahkan, Barton mengatakan ia sudah 100 persen merasakan risikonya selama ekspedisi yang pernah dijalaninya.
"Ada pasang surut air lokal yang bergerak, tidak konsisten. Kekuatan kapal selam relatif terbatas," katanya kepada acara 'Good Morning Britain' di ITV, seperti melansir BBC 21 Juni.
"Pendorongnya cukup kuat, namun pada akhirnya, Anda harus menghemat tenaga karena ini (Titan) adalah sistem pendukung kehidupan dan sistem navigasi," lanjutnya.
Berbagi pemikirannya tentang bagaimana kapal tersebut dapat ditemukan, Barton menambahkan kapal tersebut mungkin harus dikembalikan ke permukaan karena tidak ada cara untuk mengakses kapal selam di dasar laut.
Diberitakan sebelumnya, Penjaga Pantai AS mengatakan di Twitter, sebuah kapal permukaan, Polar Prince, kehilangan Titan yang diluncurkannya sekitar satu jam dan 45 menit setelah memulai penyelaman ke arah lokasi reruntuhan Titanic pada Hari Minggu pagi.
Baca juga:
- Tuding Ukraina Berencana Serangan Rusia dengan HIMARS dan Storm Shadow, Menhan Shoigu: Amerika Serikat dan Inggris akan Terseret
- Ada Suara Bawah Air di Lokasi Pencarian Hilangnya Titan: Penjaga Pantai AS Konfirmasi, Terdengar Berjam-jam dengan Interval 30 Menit
- India Tutup 18 Perusahaan Obat di Tengah Penyelidikan WHO
- Bukan Kapal Selam, Titan yang Hilang saat Menuju Reruntuhan Titanic Diklasifikasikan Sebagai Submersible
Diketahui, reruntuhan Titanic, kapal laut Inggris yang menabrak gunung es dan tenggelam dalam pelayaran perdananya pada April 1912, terletak sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, Massachusetts, dan 400 mil (644 km) selatan St. Louis. John's, Newfoundland.
Pihak berwenang belum mengonfirmasi identitas mereka yang berada di dalam Titan. Namun, sejumlah laporan menyebutkan nama miliarder Inggris Hamish Harding dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood bersama putranya Suleman, yang keduanya warga negara Inggris.
Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet serta Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate Expeditions, juga dilaporkan ikut serta.