Setelah GM dan Ford Jalin Kerja Sama Pengisian Daya dengan Tesla, Selanjutnya Stellantis?

JAKARTA - Perangkat pengisian daya milik Tesla, yakni North American Charging Standard (NACS), sedang menjadi barang yang sedang diincar oleh beberapa pabrikan.

Beberapa waktu lalu, perusahaan seperti Ford dan General Motors (GM) mengonfirmasi bahwa mereka akan menggunakan perangkat tersebut untuk model terbarunya di masa mendatang dengan menggantikan pengisian daya CCS.

Pabrikan besar lainnya yang dilaporkan tertarik sistem pengisian daya tersebut ialah Stellantis, sebuah perusahaan induk yang menaungi merek Jeep, Dodge, dan Chrysler. Stellantis mengaku sedang mengevaluasi segala kemungkinan untuk memakai perangkat ini pada model kendaraannya.

“Saat ini, kami terus mengevaluasi standar NACS dan berharap untuk berdiskusi lebih lanjut di masa mendatang," ucap perwakilan Stellantis dikutip dari Reuters, Rabu, 14 Juni.

Dengan beralih ke port NACS, memungkinkan pengguna kendaraan listrik Stellantis untuk mendapatkan akses ke jaringan Supercharger milik Tesla. Terlebih lagi, layanan Supercharger tersebut telah tersedia sebanyak 17.000 stasiun pengisian daya.

Selain ketersediaannya, keandalan dan kemudahan penggunaan Supercharger sering disebut sebagai keuntungan besar dibandingkan penyedia pengisian daya lainnya.

“Fokus kami adalah memberikan pengalaman pengisian daya terbaik kepada pelanggan. Merek Free2Move Charge kami akan menawarkan solusi yang mulus dan sederhana baik di rumah atau saat bepergian melalui kemitraan dengan penyedia pengisian daya,” kata Stellantis.

Selain GM dan Ford, perusahaan lain seperti operator pengisian daya seperti EVgo juga telah menginfokan akan mendukung lebih lanjut mengenai konektor NACS di jaringan mereka.

Supercharger Tesla telah banyak dipuji sebagai elemen infrastruktur EV terbaik dan memiliki lebih banyak titik akses di AS daripada layanan stasiun pengisian daya di luar merek Tesla lainnya.