JAKARTA - General Motors (GM) akan bergabung dengan Ford sebagai salah satu dari dua produsen mobil yang akan mendapatkan akses ke jaringan pengisian daya cepat kendaraan listrik Tesla.
Ini adalah langkah penting karena sangat menyederhanakan proses pengisian dengan menghilangkan kebutuhan untuk menggunakan semacam akses pihak ketiga untuk melakukan proses pengisian dan pembayaran.
Dilaporkan Reuters, 8 Juni, CEO GM, Mary Barra mengumumkan berita tersebut bersama CEO Tesla Elon Musk dalam sesi Twitter Spaces, Kamis sore, 8 Juni, mirip dengan cara Ford mengumumkan peralihan ke standar Tesla, pada akhir Mei.
Lebih lanjut Barra mengatakan bahwa kemitraan ini akan "menggandakan akses" ke pengisi daya yang telah disediakan GM untuk kendaraan mereka.
Mulai awal tahun depan, pengemudi kendaraan listrik GM akan memiliki akses ke 12.000 port Tesla Supercharger tanpa perlu menggunakan adaptor.
Selain itu, pabrikan mobil juga akan mengintegrasikan Standar Pengisian Amerika Utara yang dikembangkan oleh Tesla ke dalam kendaraan listrik baru mereka pada tahun 2025.
Keputusan GM untuk menjalin kesepakatan dengan Tesla dalam hal pengisian daya didorong oleh kekhawatiran pelanggan terkait infrastruktur. Terutama bagi pelanggan yang khawatir tentang memiliki kendaraan listrik sebagai satu-satunya kendaraan mereka tanpa cukup stasiun pengisian daya yang mendukung.
Dengan pengumuman GM ini serta Ford sebelumnya, total sekitar 300.000 kendaraan listrik keduanya di Amerika dapat melakukan pengisian cepat. Jumlah tersebut mencakup lebih dari 170.000 BEV yang dijual oleh General Motors (tidak semuanya mampu mengisi daya dengan cepat) dan lebih dari 108.000 Ford BEV (yang terbaru seperti Mach-E, F-150 Lightning, dan E-Transit).
BACA JUGA:
Kemitraan ini juga menjadi sumber pendapatan baru bagi Tesla, karena divisi layanan Tesla, termasuk pendapatan biaya pengisian daya mereka menghasilkan 1,8 miliar dolar AS dalam tiga bulan pertama tahun lalu.