Enggan Patuhi Menhan Shoigu, Bos Grup Wagner Pilih Berkoordinasi Soal Operasi Ukraina dengan Jenderal Armageddon, Kenapa?
JAKARTA - Kepala tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan pada Hari Minggu, pihaknya tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, secara terbuka menolak upaya Kementerian Pertahanan untuk membawa pasukan tempurnya di bawah pengaruh kementerian, memilih berkoordinasi dengan seorang jenderal senior Rusia
Kementerian Pertahanan pada Hari Sabtu mengatakan, Menhan Shoigu telah memerintahkan semua "detasemen sukarelawan" untuk menandatangani kontrak dengan kementeriannya pada akhir bulan, sebuah langkah yang dikatakan akan meningkatkan efektivitas tentara Rusia.
Meskipun kementerian tidak menyebut Wagner dalam pernyataan publiknya, media Rusia melaporkan bahwa itu adalah upaya Shoigu untuk membuat tentara bayaran tunduk.
"Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Shoigu," kata Prigozhin menanggapi permintaan komentar terkait masalah tersebut, menyebut perintah itu katanya tidak berlaku untuk Wagner, seperti melansir Reuters 11 Juni.
Yevgeny Prigozhin, pendiri Grup Wagner, telah berulang kali menyerang petinggi militer Presiden Vladimir Putin, atas apa yang dia anggap sebagai pengkhianatan karena gagal berperang di Ukraina dengan benar.
Prigozhin mengatakan, Wagner sepenuhnya tunduk pada kepentingan Rusia. Tetapi, struktur komandonya yang sangat efisien akan rusak dengan melapor ke Shoigu.
"Shoigu tidak dapat mengelola formasi militer dengan baik," kata Prigozhin, menambahkan bahwa Wagner mengoordinasikan tindakannya di Ukraina dengan Jenderal Sergei Surovikin, yang dijuluki "Jenderal Armageddon" oleh media Rusia.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan mengatakan, demi meningkatkan efektivitas "detasemen sukarelawan", semua unit semacam itu - atau anggotanya - harus menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan paling lambat 1 Juli.
Pernyataan itu tidak menyebutkan nama Grup Wagner, tetapi secara rutin menyebut Wagner sebagai "detasemen serbu sukarela".
"Ini akan memberikan status hukum yang diperlukan bagi formasi sukarelawan, menciptakan pendekatan terpadu untuk pengorganisasian penyediaan dan pemenuhan tugas mereka secara komprehensif," jelas kementerian.
"Langkah-langkah ini akan meningkatkan kemampuan tempur dan efektivitas angkatan bersenjata dan detasemen sukarelawan mereka," sebut Wakil Menteri Pertahanan Nikolai Pankov.
Prigozhin mengatakan, kementerian mungkin akan menggunakan kegagalan untuk mematuhi perintah tersebut sebagai alasan untuk mencabut pasokan Wagner.
"Apa yang bisa terjadi setelah perintah ini adalah, mereka tidak akan memberi kami senjata dan amunisi. Kami akan mencari tahu, seperti yang mereka katakan," ujar Prigozhin.
"Namun, ketika serangan pecah, mereka akan berlari dan membawa senjata dan amunisi dengan permintaan bantuan."
Baik Shoigu maupun Kepala Staf Umum Valery Gerasimov tidak berkomentar di depan umum tentang penghinaan dari Prigozhin, yang pasukannya pada Bulan Mei merebut Kota Bakhmut di Ukraina setelah pertempuran yang menewaskan puluhan ribu orang.
Baca juga:
- Intelijen Ukraina Klaim Sadap Telepon Terkait Jebolnya Bendungan Kakhovka: Diduga Tentara Rusia, Tidak Sesuai Rencana
- New York Sandang Status Kota Terkaya di Dunia, Monako Catat Kekayaan Per Kapita Tertinggi
- Miniatur Gold State Coach Ini Hadiah dari Sultan Qaboos Oman untuk Ratu Elizabeth II
- Jadi Tuan Rumah KTT Iklim COP 28, Kepolisian Dubai Luncurkan Mobil Dinas Sport Listrik Buatan Audi
Diketahui, Rusia melalui Kementerian Pertahanan kembali melakukan perubahan struktur komando operasi militer khusus di Ukraina, dengan jenderal militer tertinggi turun tangan langsung memimpin operasi, pada Januari lalu.
Shoigu menunjuk Kepala Staf Umum Valery Gerasimov pada Hari Rabu untuk mengawasi kampanye militer di Ukraina, dalam perombakan terbaru kepemimpinan militer Moskow, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Dalam struktur baru, Kepala Staf Umum Jenderal Angkatan Darat Valery Gerasimov diangkat sebagai komandan kelompok pasukan terpadu. Deputinya adalah Panglima Angkatan Udara Jenderal Sergey Surovikin, Panglima Tertinggi Angkatan Darat Jenderal Angkatan Darat Oleg Salyukov, dan juga Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Kolonel Jenderal Alexey Kim, kata kementerian itu.