Empat Anak Terluka Akibat Penikaman dengan Pisau di Taman Prancis

JAKARTA - Seorang warga negara Suriah melukai empat anak kecil dan seorang dewasa dalam sebuah serangan pisau di sebuah taman di Kota Annecy, Prancis tenggara, pada Hari Kamis, kata polisi, dengan beberapa korban dalam kondisi kritis.

Dua anak dan satu orang dewasa berada dalam kondisi yang mengancam jiwa, sementara dua anak mengalami luka yang tidak terlalu serius, kata polisi. Anak-anak yang terluka itu berusia antara 22 bulan hingga 3 tahun, kata mereka.

Salah satu anak yang terluka adalah warga negara Inggris, sebut Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.

"Anak-anak dan satu orang dewasa berada di antara hidup dan mati. Bangsa ini sangat terkejut," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron di Twitter, menyebut serangan itu sebagai "tindakan pengecut", seperti melansir Reuters 8 Juni.

Para saksi mata mengatakan, setidaknya salah satu anak yang terluka berada di kereta dorong. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.45 GMT di taman bermain tepi danau yang indah di Annecy, sebuah kota di Pegunungan Alpen, Prancis.

"Dia melompat (di taman bermain), mulai berteriak dan kemudian pergi ke arah kereta bayi, berulang kali memukul anak-anak kecil dengan pisau," kata seorang saksi yang menyebutkan namanya Ferdinand kepada BFM TV.

"Dia jelas mengincar bayi-bayi itu," katanya.

"Para ibu menangis, semua orang berlarian," timpal George, pemilik sebuah restoran di dekatnya.

Beberapa saksi mata menggambarkan Taman Le Paquier, tempat serangan terjadi, sebagai tempat yang biasanya tenang dan populer di kalangan turis, karena pemandangan Danau Annecy dan pegunungannya yang menakjubkan.

Diketahui, Prancis telah dikejutkan oleh sejumlah insiden kekerasan selama beberapa bulan terakhir, termasuk penikaman fatal bulan lalu terhadap seorang perawat di Kota Reims di bagian utara Prancis. Di bulan yang sama, seorang pengemudi yang mabuk secara tidak sengaja menewaskan tiga orang polisi.

Presiden Macron sendiri mengecam apa yang ia sebut sebagai "proses mundurnya peradaban" di negara tersebut, sementara anggota parlemen dari kubu oposisi mengatakan, pemerintahnya terlalu longgar dalam hal hukum dan ketertiban.

"Tidak ada yang lebih keji daripada menyerang anak-anak," kata Ketua Majelis Nasional Yael Braun-Pivet di Twitter.

Seorang juru bicara polisi mengatakan, pelaku adalah seorang pencari suaka asal Suriah berusia 31 tahun yang membawa dokumen identitas Swedia dan surat izin mengemudi Swedia. Ia memasuki Prancis secara legal dan tidak diketahui oleh badan-badan keamanan.

Motifnya tidak jelas, kata seorang sumber investigasi, seraya menambahkan pihak berwenang anti-terorisme belum diminta untuk memimpin penyelidikan pada tahap ini.

Sedangkan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin yang melakukan perjalanan ke Annecy bersama Perdana Menteri Elisabeth Borne menuliskan di Twitter, pelaku telah ditangkap.