China Susul AS untuk Daratkan Astronot ke Bulan pada 2030
JAKARTA - China akhirnya bergabung pada perlombaan untuk mengirim astronot ke Bulan. Misi ini rencananya akan ditaklukan pada 2030.
Wakil Direktur Badan Antariksa Berawak China, Lin Xiqiang pada konferensi persnya belum lama ini menyatakan, rencana mengirim astronot ke Bulan itu termasuk ke dalam Proyek Chang'e.
Chang'e dinamai Dewi Bulan China, akan memiliki misi untuk tinggal sebentar di permukaan bulan dan eksplorasi bersama manusia serta robot, selain misi membangun stasiun luar angkasanya sendiri.
Beberapa tahun terakhir, China memang telah meningkatkan program ruang angkasanya dengan menyelesaikan stasiun luar angkasanya yang dijuluki Tiangong, dengan tiga taikonaut saat ini berada di dalamnya.
Dan kemarin, tiga taikonaut lagi menuju Tiangong. Adapun Gui Haichao, seorang profesor di lembaga penelitian kedirgantaraan top Beijing, yang akan bergabung dengan komandan misi Jing Haipeng dan insinyur pesawat ruang angkasa Zhu Yangzhu sebagai ahli muatan.
Baca juga:
- Jensen Huang: Kecerdasan Buatan Mengakhiri Jurang Digital dan Membuka Jalan bagi Semua Orang Menjadi Programmer
- Wisatawan Kecewa Kebijakan Larangan Pembayaran Kripto di Bali, Ancam Tak Berkunjung
- Nvidia dan MediaTek Berkolaborasi dalam Teknologi Infotainment Kendaraan Canggih dengan Kecerdasan Buatan
- Nvidia Membangun Superkomputer AI Terkuat di Israel dengan Performa Hingga Delapan Exaflops
Negara ini juga berencana untuk mendirikan stasiun penelitian di Bulan. China merupakan negara pertama yang mendaratkan penyelidikan di sisi jauh bulan pada 2019 lalu dengan pesawat ruang angkasa Chang'e-4.
Sebagai informasi, manusia belum pernah menginjakkan kaki di Bulan sejak misi Apollo terakhir NASA pada 1972. Dengan rencana baru China ini, maka ia akan bersaing ketat dengan Amerika Serikat (AS) yang akan mengirim manusia ke satelit alami Bumi itu pada 2025, sebagai bagian dari program Artemis.
Program milik NASA tersebut, akan mengirim wanita pertama dan astronot kulit berwarna pertama ke Bulan. Negara lain yang ikut bergabung untuk mengunjungi Bulan, termasuk India, Uni Emirat Arab (UEA) dan Uni Eropa.
Tak hanya mereka, perusahaan swasta asal Jepang ispace juga berusaha mendaratkan pesawat ruang angkasa Hakuto-R 1, tetapi gagal mendarat dengan mulus karena salah menghitung jaraknya ke permukaan bulan. Demikian dikutip dari Metro dan Business Insider, Selasa, 30 Mei.