Moeldoko Tegaskan Perusahaan Tambang Harus Dikelola Berkelanjutan dan Perhatikan Kelestarian Lingkungan

JAKARTA - Perusahaan tambang kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Dr. Moeldoko sudah seharusnya menerapkan sitem berkelanjutan. Faktor lingkungan juga harus menjadi perhatian perusahaan tambang agar bekas pertambangan harus dihijaukan dan dipulihkan kembali.

Moeldoko mengapresiasi komitmen PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dalam mengelola pertambangan. Yakni, dengan menerapkan prinsip berkelanjutan. Bahkan, Ia sangat terkesan dengan tata kelola lingkungan yang dimiliki oleh perusahaan tambang nikel tersebut.

Rehabilitasi

Moeldoko didampingi Deputi II KSP Abetnego Tarigan mengunjungi operasi PT Vale, di Sorowako, Luwu Timur, Selasa 30 Mei. Pada kunjungannya, Moeldoko melihat proses pertambangan dan pengangkutan bijih nikel, termasuk proses reklamasi, rehabilitasi lahan di bukit Solia, hingga area persemaian.

Moeldoko berkeliling area tambang dan melihat proses rehabilitasi. (Dok KSP)

Tak cukup sampai di situ. CEO PT Vale, Febriany Eddy, juga mengajak Moeldoko mengunjungi Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallace, yang di dalamnya tumbuh tujuh puluh lebih jenis pepohonan lokal dan endemik.

“Saya sudah melihat sendiri bagaimana lokasi bekas tambang bisa pulih seperti semula. Termasuk keanekaragaman hayatinya. PT Vale benar-benar komitmen pada persoalan lingkungan sosial. Indikator sangat nyata,” tutur Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima VOI.

Menurut Moeldoko, sepanjang pengelolaan pertambangan dilakukan dengan praktik pertambangan yang baik (good mining practice), maka lingkungan dan keberlanjutan perusahaan akan terus terjaga. “Sebab tren ke depan adalah ekonomi hijau dan keberlanjutan,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Moeldoko juga menyambut baik upaya PT Vale dalam menjaga kondisi sosial kemasyarakatan. Ia mencontohkan program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) yang dinilai berkontribusi pada target pencapaian daerah dan nasional. Terutama terkait dengan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Selain itu, masih kata Moeldoko, penyerapan tenaga kerja lokal juga sangat besar. Termasuk, dari kaum perempuan. “Saya tadi ketemu sama supir kendaraan berat tambang perempuan orang lokal. Ini artinya bagus, karena perempuan lokal diberikan kesempatan untuk berdaya,”pungkasnya.