Dokumen FBI Ungkap Rencana Pembunuhan Terhadap Ratu Elizabeth II saat Berkunjung ke Amerika Serikat, Begini Modusnya
JAKARTA - Sebuah berkas FBI yang berkaitan dengan kunjungan mendiang Ratu Elizabeth II ke Amerika Serikat empat dekade silam, mengungkap adanya rencana untuk membunuh pemimpin Monarki Inggris tersebut.
Dokumen tersebut, yang tersedia di brankas online FBI, menguraikan apa yang tampaknya merupakan informasi intelijen yang diberikan kepada agen-agen federal, tentang ancaman terhadap nyawa Ratu di California 40 tahun yang lalu.
Ratu dan suaminya, mendiang Duke of Edinburgh Pangeran Philip, melakukan kunjungan resmi ke pantai barat Amerika pada Bulan Februari dan Maret 1983.
Berkas tersebut menyatakan, sebuah panggilan telepon dilakukan oleh "seorang pria yang mengklaim bahwa putrinya telah terbunuh di Irlandia Utara oleh peluru karet".
"Pria ini juga mengklaim bahwa dia akan mencoba mencelakai Ratu Elizabeth II dan akan melakukan hal ini dengan menjatuhkan suatu benda dari Jembatan Golden Gate ke kapal pesiar kerajaan Britannia, saat kapal tersebut berlayar di bawahnya, atau akan mencoba membunuh Ratu Elizabeth saat dia mengunjungi Taman Nasional Yosemite," tambah dokumen itu, melansir The National News 26 Mei.
Berkas tersebut merujuk seorang petugas yang sering mengunjungi pub Irlandia di San Francisco, memperingatkan agen federal tentang telepon dari seorang pria yang dia temui di tempat tersebut, seperti mengutip BBC.
Menanggapi ancaman tersebut, Secret Service telah merencanakan untuk "menutup jalan setapak di Jembatan Golden Gate saat kapal pesiar mendekat". Tidak jelas tindakan apa yang diambil di Yosemite, tetapi kunjungan itu tetap berjalan. Tidak ada rincian penangkapan yang dipublikasikan oleh FBI.
Dokumen lain, di antara lebih dari 100 halaman yang diterbitkan oleh FBI secara online, kali ini berkaitan dengan kunjungan kenegaraan Ratu ke AS pada tahun 1991, mengungkapkan kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok Irlandia berencana memprotes kehadirannya di pertandingan bisbol serta acara Gedung Putih.
Informasi tersebut berasal dari surat kabar Philadelphia Irlandia berjudul 'Irish Edition'.
"Artikel tersebut menyatakan, perasaan anti-Inggris semakin meningkat sebagai akibat dari ketidakadilan yang dipublikasikan dengan baik yang ditimpakan kepada Birmingham Six oleh sistem peradilan Inggris yang korup, dan pembunuhan brutal yang baru-baru ini terjadi terhadap para nasionalis Irlandia yang tidak bersenjata di enam wilayah oleh regu pembunuh loyalis," demikian isi dokumen tersebut, mengacu pada enam orang yang dituduh secara salah dalam pengeboman sebuah pub pada tahun 1974.
"Meskipun artikel tersebut tidak berisi ancaman terhadap presiden atau ratu, pernyataan tersebut dapat dipandang sebagai pernyataan yang menghasut."
"Artikel tersebut menyatakan, sebuah kelompok Irlandia telah memesan tiket tribun utama dalam jumlah besar."
Sebuah berkas terpisah di antara dokumen-dokumen tersebut, tertanggal 1989, menunjukkan bahwa meskipun FBI tidak mengetahui adanya ancaman khusus terhadap ratu, "kemungkinan ancaman terhadap monarki Inggris selalu ada dari Tentara Republik Irlandia (IRA)".
Baca juga:
- Jenderal Mark Milley: Kami Meminta Ukraina Tidak Menggunakan Senjata yang Dipasok AS untuk Serangan Langsung ke Rusia
- Presiden Meksiko Desak Calon Pemilih Latin Tidak Memilih Kandidat Presiden AS dari Partai Republik Ron DeSantis, Kenapa?
- Presiden Putin Ada di Urutan Pertama Target Pembunuhan Ukraina, Kremlin: Dinas Keamanan Kami Tahu Tugas Mereka
- Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner Mulai Tarik Pasukannya dari Bakhmut Ukraina Hari Ini, Digantikan Militer Reguler
Diketahui, sepupu Ratu Elizabeth II, Lord Mountbatten tewas dalam pemboman IRA di lepas pantai County Sligo, Republik Irlandia, pada tahun 1979.
Dilanjutkan bahwa "Boston dan New York diminta untuk tetap waspada terhadap setiap ancaman terhadap Ratu Elizabeth II dari pihak anggota IRA dan segera memberikan hal yang sama kepada Louisville," di Kentucky.
Biro mengatakan kepada NBC News, mungkin ada "catatan tambahan" yang ada selain yang dirilis minggu ini, tetapi tidak menetapkan jadwal untuk publikasi mereka.