Presiden Putin Ada di Urutan Pertama Target Pembunuhan Ukraina, Kremlin: Dinas Keamanan Kami Tahu Tugas Mereka
JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Hari Kamis, badan-badan keamanan Rusia tahu apa yang harus mereka lakukan, setelah seorang pejabat tinggi intelijen Ukraina mengatakan Presiden Vladimir Putin berada di urutan pertama dalam daftar pembunuhan.
Wakil Kepala Dinas Intelijen Militer Ukraina Vadym Skibitsky mengatakan kepada surat kabar Jerman Die Welt, Kyiv ingin membunuh Presiden Putin "karena dia mengkoordinasikan dan memutuskan apa yang terjadi" dalam perang.
Dikatakannya, pemimpin Rusia itu sadar bahwa dia menduduki peringkat pertama dalam daftar pembunuhan di Ukraina.
"Namun pada akhirnya, semua orang harus mempertanggungjawabkan tindakan mereka," kata Skibitsky seperti dikutip, melansir Reuters 26 Mei.
"Putin menyadari bahwa kami semakin dekat dengannya, tapi dia juga takut dibunuh oleh rakyatnya sendiri," lanjutnya.
Tak hanya Presiden Putin, Skibitsky kemudian menyebutkan nama-nama pejabat Rusia lainnya, termasuk bos tentara bayaran Yevgeny Prigozhin, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, hingga komandan militer yang dijuluki Jenderal Armageddon, Sergei Surovikin termasuk sebagai target.
Skibitsky mengatakan, Presiden Putin adalah target yang sulit karena dia sering "bersembunyi", tetapi sekarang mulai lebih sering muncul di depan umum.
"Namun, ketika dia muncul di depan umum, badan mata-mata Ukraina 'tidak yakin apakah itu benar-benar dia," kata Skibitsky, merujuk pada dugaan penggunaan 'kembaran' oleh Putin, bahkan di acara-acara penting, seperti mengutip Daily Mail.
Terpisah, ditanya apakah langkah-langkah perlindungan Presiden Putin ditingkatkan setelah wawancara Skibitsky, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada TV pemerintah pada hari Kamis:
"Percayalah, dinas keamanan kami tahu tugas mereka dan tahu apa yang mereka lakukan."
Peskov mengatakan, wawancara Skibitsky merupakan konfirmasi bahwa Rusia telah benar dalam melancarkan apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina 15 bulan yang lalu, sebuah konflik yang menurut Ukraina dan Barat merupakan perang penaklukan yang tidak beralasan.
Baca juga:
- Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner Mulai Tarik Pasukannya dari Bakhmut Ukraina Hari Ini, Digantikan Militer Reguler
- Sukses Luncurkan Rudal Balistik Baru, Menteri Pertahanan Iran: Pesan Kepada Musuh, Kami akan Mempertahankan Negara
- Rusia dan Belarusia Sepakati Penempatan Senjata Nuklir, Menhan Shoigu: Tetap Patuhi Hukum Internasional
- Lanjutkan Proses Normalisasi, Mesir dan Iran akan Bertukar Duta Besar Tahun Ini
"Rezim teroris berbicara tentang aspirasi terorisnya. Operasi militer khusus ini lebih dari sekadar dibenarkan, lebih dari yang diperlukan, dan harus diselesaikan untuk mencapai tujuannya," jelas Peskov.
Sebelumnya, Kremlin juga menggambarkan serangan pesawat tak berawak di Kremlin awal bulan ini sebagai upaya Ukraina untuk membunuh Putin. Kandati hal tersebut dibantah oleh Kyiv pada saat itu.
The New York Times mengatakan pada Hari Kamis, badan-badan intelijen AS percaya bahwa serangan pesawat tak berawak tersebut kemungkinan didalangi oleh mata-mata Ukraina atau intelijen militer.