Gubernur Belgorod Sebut Kelompok Sabotase Ukraina Masuki Wilayah Rusia, Penasihat Presiden Zelensky Membantah

JAKARTA - Gubernur wilayah Belgorod Rusia mengatakan pada Hari Senin, kelompok sabotase' Ukraina telah memasuki wilayah Rusia di distrik Graivoron yang berbatasan dengan Ukraina, kendati belakangan berhasil dipukul mundur oleh pasukan Rusia.

Namun, outlet Ukraina Hromadske mengutip intelijen militer Kyiv menyebut, dua kelompok oposisi bersenjata Rusia, Legiun Kebebasan Rusia dan Korps Sukarelawan Rusia (RVC), keduanya terdiri dari warga negara Rusia, telah melakukan serangan itu.

Saluran Telegram Baza, yang memiliki hubungan dengan dinas keamanan Rusia, menerbitkan rekaman udara yang memperlihatkan sebuah kendaraan lapis baja Ukraina bergerak maju di pos pemeriksaan perbatasan Graivoron, melansir Reuters 22 Mei.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah diberitahu peristiwa tersebut, sementara pekerjaan sedang dilakukan untuk mengusir "penyabotase", lapor kantor berita RIA Novosti yang dikelola pemerintah.

Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan di Telegram, tentara Rusia, penjaga perbatasan, penjaga presiden hingga dinas keamanan FSB terlibat dalam operasi tersebut. Dia mengatakan sedikitnya enam orang terluka dan tiga rumah serta gedung administrasi rusak.

Baza mengatakan ada indikasi pertempuran di tiga permukiman di sepanjang jalan utama menuju Rusia. Sedangkan saluran Telegram "Open Belgorod" mengatakan, aliran listrik dan air telah terputus ke beberapa desa.

Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Legiun Kebebasan Rusia - milisi Rusia yang berbasis di Ukraina yang dipimpin oleh tokoh oposisi Rusia Ilya Ponomarev, yang mengatakan mereka bergerak di dalam Rusia untuk penggulingan Presiden Vladimir Putin mengatakan di Twitter, mereka telah "sepenuhnya membebaskan" kota perbatasan Kozinka. Dikatakan unit mereka telah mencapai pusat Distrik Graivoron, lebih jauh ke timur.

Presiden Zelensky saat mengunjungi pasukannya di wilayah perbatasan Ukraina dengan Rusia. (Sumber: President.gov.ua)

"Lanjutkan. Rusia akan bebas!" tulisnya.

Kelompok itu juga merilis video yang menunjukkan lima pejuang bersenjata lengkap.

"Kami orang Rusia, seperti Anda. Kami orang-orang seperti Anda. Kami ingin anak-anak kami tumbuh dengan damai," kata seseorang sambil menghadap kamera.

"Sudah waktunya untuk mengakhiri kediktatoran Kremlin," sambungnya.

Terpisah, Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak dalam sebuah cuitan membantah pihaknya terkait dengan peristiwa itu.

"Ukraina menonton peristiwa di wilayah Belgorod Rusia dengan minat dan mempelajari situasinya, tetapi tidak ada hubungannya dengan itu," tulisnya.

"Seperti yang Anda ketahui, tank dijual di toko militer Rusia mana pun, dan kelompok gerilya bawah tanah terdiri dari warga negara Rusia," sambungnya.

Sedangkan Hromadske mengutip juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov mengatakan, operasi itu akan menciptakan "zona keamanan" untuk melindungi warga Ukraina dari serangan Rusia.

Ada pun Kremlin mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari Kota Bakhmut di Ukraina timur, yang diklaim telah direbut oleh pasukan Rusia secara keseluruhan setelah lebih dari sembilan bulan pertempuran sengit.

"Kami sangat memahami tujuan pengalihan semacam itu - untuk mengalihkan perhatian dari arah Bakhmut dan meminimalkan efek politik dari kekalahan Bakhmut untuk pihak Ukraina," sebut Peskov.

Diketahui, RVC didirikan Agustus lalu oleh Denis Kapustin, seorang nasionalis Rusia yang berbasis di Ukraina, mengumumkan mereka bergabung dengan Legiun Liberty Rusia, yang juga menyebut dirinya Legiun Kebebasan Rusia dalam bahasa Inggris, pada 17 Mei di saluran Telegram.

RVC telah bertempur di berbagai front di Ukraina bersama pasukan Ukraina, mengatakan telah melakukan setidaknya tiga serangan ke wilayah Bryansk sejak Maret.