Dipimpin CEO Baru, GroupM Mengevaluasi Twitter sebagai Platform yang Lebih Aman
JAKARTA - Agensi iklan dunia, GroupM, melalui laporan Financial Times pada Jumat, 19 Mei menginformasikan kepada kliennya bahwa mereka tidak lagi menganggap Twitter sebagai platform yang "berisiko tinggi" dan "dengan hati-hati optimistis" terkait penunjukan Linda Yaccarino sebagai kepala baru.
Yaccarino akan mengambil alih platform media sosial yang sedang menghadapi tantangan dan beban utang yang berat setelah dia berhasil memodernisasi bisnis periklanan di NBCUniversal.
Pada tahun lalu, GroupM yang dimiliki oleh WPP, menyebut Twitter sebagai platform yang "berisiko tinggi" untuk periklanan setelah pengambilalihan oleh Elon Musk. Mereka menyoroti beberapa isu, termasuk banyaknya eksekutif Twitter yang meninggalkan atau dipecat, serta adanya gelombang kepalsuan profil yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan Twitter dalam mengikuti perintah Federal Trade Commission, seperti yang dilaporkan oleh berbagai media.
GroupM menahan diri hingga terjadi "kembali ke keadaan normal" terkait jumlah konten berbahaya di platform tersebut yang meningkat setelah pengambilalihan tersebut, seperti yang dilaporkan oleh FT.
Baca juga:
- Jajal Fitur Baru Twitter yang Bisa Kirim Pesan Suara di DM, Mirip WhatsApp Nih!
- Meta Hadirkan Kemampuan Mengubah Tampilan Dunia Virtual Pengguna Headset Quest
- Selamat! NASA Pilih Blue Origin Milik Miliarder Jeff Bezos untuk Bangun Pendaratan Astronot di Bulan
- Apple Bakal Rilis Verifikasi Kunci Kontak iMessage untuk Perlindungan dari Peretasan
Kelompok tersebut telah menunggu Musk untuk memulihkan tim pimpinan senior dan bekerja sama dengan Twitter dalam meningkatkan "keamanan merek", tambah laporan tersebut.
Tahun lalu, Twitter melakukan pemotongan separuh jumlah karyawan, namun pemotongan tersebut lebih kecil pada tim yang bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran informasi yang salah, karena pengiklan menarik pengeluaran mereka karena keprihatinan terhadap moderasi konten.
GroupM dan Twitter sendiri belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters atas laporan tersebut.