Indonesia dan Autralia Gelar Operasi Bersama Cegah Kasus Transnasional di Perairan Perbatasan
NTT - Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia dan Australian Border Force (ABF) kembali menggelar Operasi Gannet 7 2023 selama 10 hari ke depan.
Kepala Kantor Zona Maritim Timur Bakamla Laksma Haris Djoko Nugroho mengatakan fokus operasi kali ini untuk mencegah terjadinya kasus-kasus transnasional.
“Untuk penindakan yang kami lakukan adalah kasus-kasus yang bersifat transnasional,” katanya disela-sela pelepasan aset patroli bersama operasi Gannet 7 di Pelabuhan Tenau Kupang, NTT, Rabu 17 Mei, disitat Antara.
Dia mengatakan, kasus transnasional itu seperti kasus penyelundupan, kejahatan peredaran narkoba, serta kasus atau tindakan pidana lainnya.
“Kalau untuk kegiatan-kegiatan lokal tentunya kita akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk bekerja sama dengan Bakamla,” ujar dia.
Baca juga:
Dia menjelaskan bahwa jika ada nelayan yang. melakukan pelanggaran pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memulangkan para nelayan tersebut.
Dia mencontohkan kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan NTT di wilayah perbatasan Indonesia-Australi dan berkat kerja sama dan koordinasi akhirnya para nelayan itu bisa dipulangkan.
Lebih lanjut, kata dia, selain dalam kasus transnasional, operasi Gannet 7 2023 tersebut juga bertujuan untuk mengamankan dan memberikan keselamatan berlayar bagi nelayan-nelayan NTT khususnya yang berbatasan dengan Australia.
Dia pun mengatakan kerja sama patroli bersama terus akan terus ditingkatkan kedepannya dengan harapan agar hubungan baik antara kedua negara tetap terjadi.
Dalam kesempatan tersebut juga dia berharap agar nelayan-nelayan selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan salah satunya Bakamla jika menemukan adanya kegiatan transnasional di laut, seperti penyelundupan orang dan kejahatan transnasional lainnya.
Adapun Operasi Gannet 7 2023 di wilayah perairan perbatasan Indonesia-Australia ini diikuti armada sebanyak tiga kapal patroli dan dua pesawat udara. Sebanyak tiga kapal itu adalah KN Pulau Nipah dan KN Orca 01 dari Indonesia dan satu kapal lagi dari Australia.