Bagikan:

JAKARTA - Ahli Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dr Iwan Ariawan mengingatkan terjadinya mutasi virus COVID-19 juga bisa terjadi di dalam negeri.

"Banyak dibicarakan banyak yang takut dengan mutasi, tapi kita juga ingat mutasi bisa juga di dalam negeri. Mutasi kan error, semakin bereplikasi akan jadi masalah, kalau ada mutan yang lebih menular dan kurang mempan dari vaksinasi," ujar Iwan dalam gelar wicara “Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan” secara daring diikuti dari Jakarta, Selasa.

Menurut Iwan, COVID-19 menular dari orang ke orang, dan akan ada risiko tinggi jika ada perkumpulan dan tidak ada protokol kesehatan, sehingga mutasi bisa berlangsung.

Selain itu, mobilitas antar negara sudah dibatasi dengan lebih baik untuk menghindari mutasi virus dari luar negeri, karena pemerintah sudah menyadari adanya virus mutasi baru.

Misalnya dengan aturan pintu gerbang internasional yang dibatasi, pendatang harus periksa RT-PCR, dan karantina delapan hari.

Namun di sisi lain Iwan meminta kewaspadaan atas jalur-jalur tikus, perbatasan, dan pelabuhan kecil yang tidak ketat protokol kesehatannya. "Dikhawatirkan mutasi virus dapat dibawa dari sana."

Untuk menghindari hal tersebut, Iwan mengatakan diperlukan vaksinasi dengan cakupan yang tinggi untuk mencegah transmisi virus.

Selain itu perlu dilakukan skirining dengan aplikasi PeduliLindungi untuk menghindari orang positif COVID-19 masuk ke tempat umum yang rawan dengan penularan virus.