Trump akan Abadi dalam Bentuk Balon Bayi Raksasa
JAKARTA - Donald Trump akan menjadi salah satu presiden Amerika Serikat (AS) paling kontroversial dalam sejarah. Setelah melepas jabatannya, namanya akan abadi. Sebab balon raksasa ikonik yang berbentuk bayi Trump akan dipajang di museum.
Mengutip CNN, Rabu 20 Januari 2021, Museum of London mengatakan bahwa pihaknya telah menambahkan balon raksasa bayi Trump sebagai koleksinya. Bayi raksasa oranye yang tengah menjerit itu adalah ilustrasi protes saat Trump mengunjungi London pada 2018.
Balon raksasa itu, kata Direktur Museum of London, Sharon Ament akan dikenang sebagai simbol perasaaan warga AS kepada pemimpin negaranya pada saat itu. "Dengan mengoleksi balon bayi, kami dapat menandai gelombang perasaan yang menyapu kota hari itu dan menangkap momen perlawanan tertentu," kata Ament, dalam sebuah pernyataan.
"London selalu menjadi kota poliglot yang terbuka dan terus berkembang. Surga bagi pengetahuan, tradisi, dan kontroversi dan selama ribuan tahun kami menjadi tuan rumah bagi banyak protes bersejarah," tambahnya.
Ikon Trump itu akan menjadi bagian dari koleksi bentuk protes di museum. Balon tersebut akan menjadi bagian kumpulan artefak dari gerakan hak pilih perempuan, aktivis perdamaian yang menentang perang di Irak selama awal 2000-an, dan protes yang lebih baru terhadap pemotongan pengeluaran publik.
Balon raksasa bayi Trump dirancang oleh sekelompok orang yang bertemu di pub London untuk membahas bagaimana mereka dapat berbicara menentang kebijakan Trump. Balon raksasa itu menggambarkan sikap Trump seperti bayi yang menjerit dan memakai popok namun memegang ponsel dan memiliki rambut berwarna kuning.
Lambang protes
Pada 13 Juli 2018, balon udara itu diterbangkan di luar Gedung Parlemen. Saat itu ribuan demonstran memadati jalan-jalan di pusat kota London untuk memprotes kunjungan Trump.
"Kami berharap tempat bayi di museum akan berdiri sebagai pengingat ketika London melawan Trump, juga akan mendorong mereka yang melihatnya untuk memeriksa bagaimana mereka dapat melanjutkan perang melawan politik kebencian," kata pembuat balon udara itu dalam pernyataannya.
Balon itu menjadi terkenal di seluruh dunia ketika Wali Kota London, Sadiq Khan, yang sering diremehkan oleh Trump, memberikan izin untuk terbang di atas kota selama kunjungan pertama Trump. Sejak itu, ia mengikuti Trump dalam perjalanannya ke seluruh dunia. Khan juga muncul di Washington DC dan di beberapa rapat umum Trump dan tur internasional.
Baca juga:
"Balon besar ini hanyalah sebagian kecil dari gerakan global. Gerakan yang dipimpin oleh orang-orang terpinggirkan yang politik Trump paling terancam," tambah pembuat balon udara itu dalam sebuah pernyataan.
Trump sangat tidak populer di Inggris dan di beberapa negara besar lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa citra global AS telah jatuh di bawah kepemimpinan Trump. Kurang dari 1 dari 5 orang di Kanada dan Eropa Barat mempercayai Trump untuk melakukan hal yang benar dalam urusan internasional, sebuah studi dari Pew Research pada September 2020.