Tuding AS di Balik Serangan Drone Terhadap Kremlin, Rusia Tingkatkan Serangan ke Kota-kota Ukraina

JAKARTA - Rusia menuding Amerika Serikat berada di balik serangan pesawat tak berawak di Kremlin, yang bertujuan untuk membunuh Presiden Vladimir Putin, membuat pasukan Moskow menembakkan lebih banyak pesawat tak berawak ke kota-kota Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, tanpa memberikan bukti, mengatakan Ukraina telah bertindak atas perintah AS, terkait dugaan serangan pesawat tak berawak di benteng Kremlin.

"Upaya untuk memungkiri (serangan terhadap Kremlin) ini, baik di Kyiv maupun di Washington, tentu saja sangat konyol. Kami tahu betul bahwa keputusan tentang tindakan semacam itu, tentang serangan teroris semacam itu, dibuat bukan di Kyiv tetapi di Washington," kata Peskov kepada wartawan, melansir Reuters 4 Mei.

Peskov mengatakan, penyelidikan mendesak sedang dilakukan dan setiap tanggapan akan dipertimbangkan dengan hati-hati dan diseimbangkan.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dugaan serangan pesawat tak berawak "tidak boleh dibiarkan tanpa jawaban", menunjukkan Kyiv tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri perang berusia 15 bulan di meja perundingan.

Terpisah, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, Peskov "hanya berbohong" dan mengatakan Amerika Serikat tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya. Dia menambahkan, masih belum jelas apa yang terjadi di Kremlin.

Sementara, Kyiv juga membantah terlibat dalam insiden itu, yang mengikuti serangkaian ledakan selama sepekan terakhir yang menargetkan kereta barang dan depot minyak di Rusia barat serta Krimea yang dikuasai Rusia. Moskow juga menyalahkan Ukraina atas serangan itu.

Rusia semakin menuduh Amerika Serikat sebagai peserta langsung dalam perang, berniat menimbulkan "kekalahan strategis" di Moskow.

Washington membantahnya, mengatakan itu mempersenjatai Kyiv untuk mempertahankan diri dan merebut kembali tanah yang diambil secara ilegal oleh Moskow.

Di sisi lain, Rusia menembakkan dua lusin drone tempur ke Ukraina, menghantam Kyiv untuk ketiga kalinya dalam empat hari, termasuk menyerang kampus universitas di kota Laut Hitam Odesa, menjelang serangan balasan besar-besaran oleh Ukraina untuk merebut kembali tanah yang diduduki.

Tidak ada laporan adanya korban jiwa. Sementara, Pemerintah Kota Kyiv mengatakan Rusia mungkin telah menembakkan rudal balistik serta drone, tetapi semuanya telah ditembak jatuh.

"Rusia menyerang Kyiv menggunakan amunisi dan rudal Shahed yang berkeliaran, kemungkinan jenis balistik," katanya.

Secara total, pertahanan udara menembak jatuh 18 dari 24 drone "kamikaze" dalam serangan sebelum fajar, kata para pejabat. Dari 15 drone yang ditembakkan ke Odesa, 12 jatuh tetapi tiga menghantam kampus universitas, kata komando militer selatan.

Penembakan di wilayah Donetsk merusak pembangkit listrik milik perusahaan listrik DTEK Energo, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan, kata DTEK dan Kementerian Energi.

Korban tewas akibat penembakan Rusia terhadap Kherson dan sekitarnya di Ukraina selatan pada Rabu naik menjadi 23, kata gubernur daerah Oleksandr Prokudin.Sedangkan Rusia membantah menargetkan warga sipil di Ukraina.