Persiapan Serangan Balasan Terhadap Rusia Selesai, Menhan Ukraina: Setelah Ada Kehendak Tuhan dan Perintah Komandan, Kami Lakukan
JAKARTA - Ukraina sedang menyelesaikan persiapan untuk melakukan serangan balasan terhadap pasukan Rusia dan sebagian besar sudah siap untuk melakukannya, kata Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov Hari Jumat.
"Segera setelah ada kehendak Tuhan, cuaca dan keputusan dari para komandan, kami akan melakukannya," katanya dalam sebuah konferensi pers online, melansir Reuters 28 April.
Dia tidak memberikan tanggal kapan serangan balasan akan dimulai, tetapi dia mengatakan: "Secara global, kami dalam persentase yang tinggi telah siap."
Kyiv berharap serangan balasan yang direncanakannya, akan mengubah dinamika perang yang telah berkecamuk sejak Rusia menginvasi Ukraina 14 bulan yang lalu.
Diketahui, Rusia menguasai sebagian besar wilayah Ukraina di bagian timur, selatan dan tenggara.
Sementara, militer Ukraina mengatakan dalam laporan harian terbarunya mengenai perang, jika Bakhmut, sebuah kota kecil di bagian timur, masih menjadi fokus pertempuran.
Terpisah, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan minggu ini, sekutu dan mitra asing Kyiv telah mengirimkan hampir semua kendaraan tempur yang dijanjikan kepada Ukraina.
"Lebih dari 98 persen kendaraan tempur yang dijanjikan kepada Ukraina telah dikirimkan. Itu berarti lebih dari 1.550 kendaraan lapis baja, 230 tank, dan peralatan lainnya, termasuk amunisi dalam jumlah besar," katanya kepada para wartawan di markas besar NATO di Brussels.
Baca juga:
- Oposisi Rapatkan Barisan Menghadapi Taliban untuk Bawa Afghanistan Keluar dari Krisis
- Moskow Sebut Rusia Tidak Ingin Eskalasi Nuklir dengan Barat, Tapi Jangan Diuji Kesabarannya
- Dewan Keamanan Mengutuk Larangan Perempuan Afghanistan Bekerja untuk PBB yang Dikeluarkan Pemerintah Taliban
- Faksi yang Bertikai di Sudan Setujui Perpanjangan Gencatan Senjata, Tapi Pertempuran Terus Berlanjut
Reznikov mengatakan, Ukraina telah menerima banyak peralatan modern, termasuk senjata yang akan berfungsi sebagai "tangan besi", sementara pelatihan beberapa peralatan Barat terus berlanjut.
Sebelumnya, ribuan tentara Ukraina telah berlatih di sejumlah negara Barat untuk menggunakan berbagai aset militer di medan perang dengan cara gabungan.