Medvedev Tidak Tutup Kemungkinan Rusia Gunakan Senjata Nuklir Terlebih Dahulu, Jika...
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada Hari Selasa mengatakan, Moskow tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu jika ada ancaman agresi.
Medvedev berbicara melalui tautan video dari perusahaan sektor pertahanan NPO Mashinostroyenia, yang merupakan salah perusahaan terkemuka dalam industri roket dan luar angkasa Rusia, saat menghadiri pertemuan dengan peserta kegiatan pendidikan Znanie.
"Anda telah mengatakan Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu. Tetapi, sebenarnya tidak demikian," kata Medvedev mengomentari pernyataan salah satu peserta, dilansir dari TASS 26 April.
Mantan Presiden Rusia tersebut kemudian mengutip paragraf 19 dari doktrin nuklir Rusia.
"Dinyatakan secara eksplisit bahwa senjata nuklir dapat digunakan ketika agresi dilakukan terhadap Rusia dengan penggunaan jenis senjata lain yang membahayakan keberadaan negara. Pada dasarnya, penggunaan senjata nuklir sebagai tanggapan atas tindakan tersebut. Musuh potensial kita tidak boleh meremehkan hal ini," tegasnya.
Menurutnya, spekulasi bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir atau hanya menakut-nakuti semua orang dengan senjata nuklir, tidak layak untuk diperhatikan.
"Analis Barat dan komandan Barat, baik pemimpin militer maupun politik, seharusnya menilai aturan dan niat kami," sebut Medvedev.
Secara umum, lanjut dia, senjata nuklir sangat penting bagi keberadaan Rusia sebagai negara besar di dunia.
"Mungkin ada sikap yang berbeda terhadap senjata nuklir, dan terhadap senjata secara umum, tetapi bagaimanapun juga, kami memahami bahwa di dunia saat ini, senjata nuklir bagi negara kami memiliki arti penting sebagai ikatan yang membuat negara tetap bersatu," jelasnya.
Terpisah, Medvedev berbicara tentang kesiapan untuk menggunakan senjata semacam itu.
"Saya dapat memberi tahu Anda sebagai seseorang yang tahu. Saya dapat memberitahu Anda dengan terus terang: Jika Anda memiliki senjata di tangan Anda - dan sebagai mantan presiden, saya tahu seperti apa rasanya - Anda harus siap untuk menggunakannya dalam situasi tertentu, tidak peduli betapa mengerikan dan brutalnya hal ini. Semua faktor ini tidak boleh diremehkan oleh musuh potensial kita, negara-negara yang sekarang kita sebut sebagai musuh," tandasnya.
Baca juga:
- Sebut Inggris Tetap Membuka Hubungan dengan China, Menlu Cleverly Ingin Beijing Terbuka Soal Pembangunan Militernya
- Menlu Rusia Nilai Ketegangan Konflik Palestina-Israel Berada di Titik Puncak
- NATO Gelar Latihan Udara Terbesar Sepanjang Sejarah, Eurocontrol Prediksi Tidak Ada Pembatalan Penerbangan
- Sebut Perang Dunia Baru di Depan Mata, Mantan Presiden Rusia: Kita Perlu Memastikan Tidak Terwujud
Diketahui, di bawah doktrin nuklirnya, Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika musuh menggunakan senjata ini atau jenis senjata pemusnah massal lainnya untuk melawannya atau sekutunya dalam tiga kondisi.
Pertama, jika ada informasi yang dapat dipercaya tentang peluncuran serangan rudal balistik terhadap Rusia dan sekutunya. Kedua, jika musuh menyerang fasilitas yang sangat penting untuk tindakan pembalasan oleh pasukan nuklirnya. Ketiga, dalam kasus agresi terhadap Rusia dengan senjata konvensional yang membahayakan eksistensi negara.