Meski Terkendala Cuaca, Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul di Jurang Sedalam 15 Meter Terus Diupayakan

PAPUA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyampaikan evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin di Mugi-Man, Nduga, Papua, masih terkendala cuaca buruk. TNI terus berupaya mengangkut jenazah prajurit tersebut dari jurang sedalam 15 meter.

“Kami usahakan untuk dievakuasi, tetapi sampai saat ini belum berhasil karena cuaca. Kami prioritaskan (evakuasi) mereka-mereka yang luka-luka. Hari ini bisa kami angkut semuanya,” kata Yudo saat jumpa pers di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Antara, Selasa, 18 April.

Pratu Miftahul Arifin, prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, gugur pada Minggu, 15 April setelah diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.

Pratu Arifin gugur saat bersama pasukan menyisir wilayah Mugi-Man, Nduga, mencari pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.

Di lokasi penyisiran itu, Panglima menyampaikan ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air. Namun, pasukan kemudian dihadang dan diserang oleh KKB.

“Kemarin, pasukan kami menerima informasi keberadaan pilot di sana, yang mana harapan kami bisa ada komunikasi, koordinasi supaya diserahkan, mungkin tidak perlu kekerasan. Harapan kami seperti itu, tetapi ternyata belum sampai sama di jalan sudah dihadang, ditembaki,” kata Yudo.

Dari baku tembak KKB dan TNI itu, satu prajurit gugur, dan tiga prajurit kena luka tembak, satu luka karena terjatuh. Panglima menyampaikan TNI telah mengevakuasi prajurit yang terluka, dan mereka akan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Di kesempatan yang sama, Laksamana Yudo lanjut menyampaikan dia berbincang langsung dengan prajurit yang dievakuasi. Dari hasil percakapan singkat itu, para prajurit dalam kondisi yang stabil.

“Alhamdulilah, kondisi mereka sehat semuanya, masih bisa melihat saya langsung, bilang selamat siang Panglima! berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak Kasad (Jenderal TNI Dudung Abdurachman). Ada juga yang bilang Komando! Artinya mereka masih sadar. Alhamdulilah, mudah-mudahan mereka bisa sehat kembali, dan pulih dari luka yang diderita,” kata Panglima TNI.

Panglima TNI langsung terbang ke Timika, Papua, Senin, 17 April untuk mengecek situasi di Papua setelah prajuritnya diserang oleh KKB. Di Papua, Panglima mendengar paparan dari jajarannya, yaitu Pangkogabwilhan III, Pangdam XVII/Cendrawasih, Komandan Koopsus TNI, Pangkoarmada III, dan Danrem 173, dan Danrem 174.

Selepas mengecek langsung situasi di Papua, menemui prajurit yang dievakuasi, dan mengevaluasi operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air, Panglima melanjutkan perjalanan ke Surabaya, Jawa Timur, Selasa.