Superyacht Konsep Ini Dirancang Hampir Tidak Terlihat, Dilengkapi Berbagai Fasilitas dan Ramah Lingkungan
JAKARTA - Biasanya relatif sulit untuk tidak melihat superyacht, tetapi konsep baru dari Jozeph Forakis Design ini sebenarnya dirancang untuk menghilang ke latar belakang.
Digambarkan sebagai "hampir tidak terlihat" baik dalam desain maupun dampak lingkungan, konsep Pegasus sepanjang 88 meter ini akan menjadi superyacht cetak 3D pertama di dunia, menurut sang desainer.
Kapal besar itu akan menampilkan "sayap" dengan kaca cermin yang memantulkan sekelilingnya untuk memungkinkannya berbaur.
Superstruktur superyacht akan dilengkapi dengan panel surya yang menggerakkan elektroliser yang mengekstraksi hidrogen dari air laut.
Hidrogen kemudian akan diubah menjadi listrik, yang disimpan di bank baterai lithium-ion yang dapat digunakan untuk menggerakkan sistem operasi dan fasilitasnya.
Konsep Pegasus akan menghasilkan nol emisi dan memiliki jangkauan yang hampir tak terbatas, menurut Forakis, yang mengatakan bahwa dia memimpikan desain tersebut saat mengunjungi sebuah pantai di Yunani.
"Saya terinspirasi untuk membuat kapal pesiar sedekat mungkin dengan laut dan alam, terbuat dari awan yang mengapung di atas garis air," katanya dalam sebuah pernyataan, melansir CNN 21 Maret.
"Saya ingin menghormati alam dengan menyatu dengannya, menjadi hampir tidak terlihat," sambungnya.
Lebih jauh Forakis menjelaskan, superyacht akan dibangun menggunakan pencetakan 3D robot "untuk membuat kerangka jaring yang mengintegrasikan lambung dan superstruktur," yang akan membutuhkan "lebih sedikit energi, material, limbah, ruang dan waktu" daripada kapal yang lebih tradisional.
Sedangkan untuk bagian dalamnya, Pegasus akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk pool club on-board dengan kolam pangkuan bergaya akuarium yang dapat beroperasi sebagai helipad saat tertutup. Ada juga klub pantai dengan hot tub besar dan balkon lipat.
Fitur interior yang menonjol adalah "Pohon Kehidupan", yang membentang di keempat dek, dihubungkan dengan tangga spiral pahatan, dan berfungsi sebagai inti dari taman hidroponik yang memasok makanan segar dan pemurnian udara.
Menurut tim di Jozeph Forakis Design, proyek ini telah dikembangkan dengan filosofi "fakta sains, bukan fiksi", dan teknologi utama yang diperlukan untuk menghidupkannya akan membutuhkan "evolusi lebih lanjut" untuk membangunnya.
Forkais memperkirakan, konsep ini akan memakan waktu lima hingga tujuh tahun untuk dibangun, dan diharapkan akan diperkenalkan pada tahun 2030.
Baca juga:
- Prosesi Penobatan Raja Charles III Bakal Lebih Singkat dari Mendiang Ratu Elizabeth II
- Turki Resmi Operasionalkan TCG Anadolu, Presiden Erdogan: Kapal Induk Drone Pertama di Dunia, Perkuat Posisi Negara Kami
- Rusia Bakal Gelar Peluncuran Rudal dan Uji Torpedo Armada Pasifik, Menhan Shoigu: Tingkatkan Kemampuan Mengusir Agresi Musuh
- Korsel dan AS Gelar Latihan Udara Bersama Sehari Setelah Peluncuran Rudal Korut: Kerahkan Pengebom Strategis hingga Jet Tempur Siluman
"Sekarang adalah waktunya untuk lompatan berani menuju masa depan kolektif kita yang berkelanjutan," jelas Forakis.
"Pegasus adalah visi yang berani namun dapat dicapai untuk masa depan industri superyacht dalam waktu dekat, di mana manusia dan mesin hidup selaras dengan alam daripada bersaing atau mengorbankannya," tandasnya.