Ratusan Orang Kecewa Gara-gara Tabungan Jelang Idul Fitri Tidak Keluar, karena Uangnya Dipakai untuk Foya-foya Pria Ini
PEKALONGAN – Satuan Reskrim Polres Pekalongan mengamankan seorang pelaku penipuan dan penggelapan dana yang jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah.
HM (29) warga Kelurahan Podo, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, jadi tersangka atas kasus penipuan dan penggelapan uang milik 150 warga. Modus yang dilakukan HM yakni membuat bernama Safitri, yang bisa digunakan nasabahnya pada saat Hari Raya Idul Fitri.
Kapolres Pekalongan AKBP Dr. Arief Fajar Satria menjelaskan, sebelumnya pada 8 April 2023 sebanyak 150 warga mendatangi Polsek Karangdadap pada tengah malam. Mereka melaporkan adanya penipuan dan juga penggelapan terkait dengan Tabungan Safitri.
"Ada yang harian, mingguan, ada juga berupa sembako yang nantinya dibagikan sebelum menjelang Hari Raya Idul Fitri. 150 korban tersebut mendatangi Polsek dan menuntut HM karena sampai menjelang hari lebaran pembagian tersebut tidak ada, dimana dulu dijanjikan para korban akan mendapatkan sembako dan paket-paket lebaran, namun sampai mendekati lebaran ternyata tidak ada,” terang Kapolres dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 14 April.
Kegiatan pengadaan tabungan awalnya dilakukan oleh ibu tersangka mulai tahun 2018 sampai 2023.
Baca juga:
- Petugas Dinas Kehutanan DKI Tewas Ditabrak Bus TransJakarta di Rawamangun Jaktim
- PJLP Sudin Tamhut Jaktim yang Tewas Ditabrak Bus Transjakarta, Sedang Cabut Tanaman di Kanstin Jalur Hijau
- Perlintasan KA Stasiun Pondok Jati Kembali Makan Korban, Sopir Angkot dan Anaknya Terserempet KA Saat Menyeberang Rel
- Imbas Kemacetan di Perlintasan KA Stasiun Pondok Jati Hingga Tembus Wilayah Pisangan Baru
“Awalnya berjalan lancar, dan pada Maret tahun 2022 dana tabungan tersebut diserahkan kepada anaknya (HM) untuk dimasukkan ke bank disimpan dan akan diambil ketika menjelang hari raya untuk dibagikan kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan Safitri di Desa Pangkah Karangdadap,” terang AKBP Arief.
Namun ternyata dalam prakteknya, tersangka tidak menyetorkan uang tabungan tersebut, yang seharusnya dimasukkan ke salah satu bank di Kedungwuni. Tersangka tidak memasukkan tabungan melalui sistem namun dalam buku tabungan hanya melalui tulisan tangan saja.
Mengetahui adanya informasi terkait yang dilakukan oleh karyawannya tersebut, pihak bank kemudian melakukan pemeriksaan. Hasilnya, terdapat perbedaan antara yang tertulis di transaksi buku tabungan dengan yang tercatat di sistem, karena setoran uang tabungan anggota tersebut tidak tersangka setorkan ke kantor bank, tetapi digunakan untuk kepentingan tersangka pribadi.
Total hasil kejahatan yang dilakukan tersangka sejumlah Rp969.822.000. Barang bukti yang berhasil diamankan berupa satu unit rumah, uang tunai Rp196.950.000, 1 kamera, 3 tabungan BTM cabang Kedungwuni, 2 unit android TV merk Xiaomi, 6 unit handphone, 2 unit sepeda lipat, 1 buah kulkas, 1 buah mesin cuci, 1 buah kompor gas tanam, 1 buah remote mobil anak, 20 unit mainan anak-anak serta laptop merek Asus.
“Seluruh barang bukti terkait tindak pidananya akan terus kita kembangkan, rumah juga telah kita lakukan penyitaan dan selanjutnya kita menetapkan tersangka untuk proses penyidikan lebih lanjut,” tambah Kapolres.
Atas perbuatannya tersangka dijerat dengan pasal 372 KUHP atau 378 KUHAP dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.