Ada Protes Taiwan, China Ubah Rencana Penutupan Wilayah Udara dari Tiga Hari Menjadi hanya 27 Menit

JAKARTA - Taiwan mengumumkan pihaknya berhasil mendesak China untuk secara drastis mempersempit rencananya untuk menutup ruang udara di utara pulau itu, mencegah gangguan perjalanan yang lebih luas dalam periode ketegangan tinggi di wilayah tersebut karena latihan militer China.

Beijing awalnya memberi tahu Taipei akan memberlakukan zona larangan terbang dari 16-18 April. Tetapi, Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan ini kemudian dikurangi menjadi hanya 27 menit pada Minggu pagi setelah protes, melansir Reuters 13 April.

Kementerian tersebut menerbitkan sebuah peta yang menunjukkan apa yang diberi label "zona aktivitas kedirgantaraan" China di timur laut Taiwan dan dekat sekelompok pulau yang disengketakan yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang.

Itu akan dekat dengan rute penerbangan sipil antara Taiwan dan China serta antara Taiwan dan Korea Selatan, antara lain.

Seorang pejabat senior Taiwan yang mengetahui langkah larangan terbang China mengatakan kepada Reuters bahwa mengingat potensi gangguan, Taipei telah menggunakan "berbagai saluran" termasuk diplomasi, intelijen, dan otoritas penerbangan untuk membujuk Beijing untuk mengubah rencana awalnya.

Pejabat itu mengatakan, Taiwan telah memberi tahu semua pihak yang akan terpengaruh oleh permintaan China, termasuk beberapa negara Kelompok Tujuh (G7) yang menteri luar negerinya akan melakukan perjalanan ke Jepang untuk pertemuan dari 16-18 April.

"Semua orang menganggap itu tidak bisa dipercaya," kata pejabat itu.

Sementara itu, Yan Yu-hsien, wakil kepala staf umum intelijen di kementerian pertahanan Taiwan, mengatakan zona larangan terbang akan termasuk dalam zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) negara itu, sekitar 85 mil laut di utara pantainya.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, dia tidak mengetahui situasi tersebut ketika ditanya pada konferensi pers harian reguler pada Hari Rabu.

Terpisah, kantor berita Kyodo Jepang, mengutip sumber pemerintah, mengatakan zona larangan terbang China termasuk apa yang diklaim Jepang sebagai zona ekonomi eksklusifnya di sekitar Senkaku.

Perkembangan tersebut mengikuti latihan militer intensif selama berhari-hari yang dilakukan China di sekitar Taiwan, sebagai tanggapan atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California pekan lalu.

Beijing mengatakan, latihan - di mana ia mempraktikkan pemblokiran pulau yang diperintah sendiri yang diklaimnya sebagai miliknya - adalah "peringatan serius terhadap kolusi dan provokasi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan pasukan eksternal".

Dengan latar belakang inilah, kabar penutupan ruang udara memicu kekhawatiran akan gangguan perjalanan di seluruh wilayah.

Diketahui, ketika China memberlakukan pembatasan ruang udara selama latihan militer Agustus lalu, ada gangguan signifikan pada penerbangan di wilayah tersebut, dengan beberapa pesawat diharuskan membawa bahan bakar ekstra, menurut OPSGROUP, sebuah koperasi industri penerbangan yang memberi nasihat tentang risiko penerbangan.