Polisi New Jersey Perketat Pengamanan Masjid Usai Penikaman Imam saat Memimpin Salat

JAKARTA - Otoritas Kota Paterson, New Jersey Amerika Serikat memutuskan untuk meningkatkan kehadiran aparat keamanan di semua rumah ibadah Muslim, setelah penikaman terhadap seorang imam yang sedang memimpin salat, sementara tersangka yang berhasil diamankan mengaku tidak bersalah.

Imam Sayed Elnakib (65) berada dalam kondisi stabil dan menjalani perawat di rumah sakit pada Hari Senin, setelah ditikam saat memimpin salat di Masjid Omar, Paterson.

Pejabat lokal pada hari Senin mengatakan, kehadiran polisi akan tetap ada selama salat lima waktu di masjid-masjid komunitas.

"Selalu ada patroli yang ditingkatkan di rumah ibadah - khususnya selama bulan-bulan suci ini," kata seorang pejabat polisi Paterson, dilansir dari The National News 11 April.

"Tapi saya pikir dengan acara khusus ini, kami menempatkan beberapa hal yang sangat, sangat, sangat spesifik," sambungnya.

Sementara itu, Wali Kota Paterson Andre Sayegh, yang menikah dengan seorang Muslim mengatakan, dia "menantikan imam pulang minggu ini dan minggu depan merayakan Idul Fitri".

Sedangkan Perwakilan Dewan Kota Paterson dan anggota masjid Alaa "Al" Abdelaziz mengatakan, "masyarakat bangkit kembali".

"Kami memiliki ribuan orang di sini tadi malam. Kami ingin melanjutkan unjuk kekuatan dan penyatuan itu, komunitas ini adalah komunitas yang tangguh," ujarnya.

Para pejabat memuji tindakan cepat jamaah dalam menanggapi serangan pisau, dengan mengatakan "lebih dari setengah" dari mereka bersatu untuk menangkap penyerang aparat berwenang tiba di lokasi.

"Saya ingin orang-orang menyadari bahwa serangan ini bisa jadi jauh lebih buruk, tersangka bisa saja memakan lebih banyak korban," ujar Abdelaziz.

"Jemaat di lantai berdoa, tidak ada yang bisa melihat (tersangka). Karena tindakan heroik mereka, mereka pasti menyelamatkan korban lain dari penikaman dan mereka adalah pahlawan," tandasnya.

Pejabat pada Hari Minggu mengidentifikasi Serif Zorba, yang kini berada dalam tahanan polisi, sebagai tersangka penyerangan.

Dalam penampilan perdananya di persidangan Hari Senin, Serif Zorba, melalui penerjemah bahasa Turki, mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan kepemilikan senjata secara tidak sah, seperti mengutip CBS News.

Penetapan Zorba sebagai tersangka, setelah video pengawasan merekam yang diduga dirinya saat berjalan maju untuk menikam Imam Sayed Elnakib.

Polisi pada Hari Senin menyebut penusukan itu sebagai "tindakan pengecut" dan mengatakan mereka tidak memiliki cukup informasi untuk menentukan apakah serangan itu merupakan kejahatan rasial.

Selain Masjid Omar,  Zorba diketahui telah pergi ke masjid lain selama Ramadan. Hasan Oren, Presiden Masjid Mevlana, memberi tahu jika Zorba di sana pada malam sebelum penikaman.

"Dia datang ke masjid kami sejak Ramadan dimulai, seperti 15 hari terakhir ini. Dia normal, seperti, dia datang dan berdoa dan pergi," ungkapnya kepada CBS2.

New Jersey adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di negara bagian itu. Setelah serangan itu, Muslim dan sekutunya memadati masjid untuk mendukung pada hari Senin, kata pejabat setempat.

Direktur Hukum Muslim pertama Paterson Aymen Aboushi mengatakan, tanggapan terpadu komunitas menunjukkan "nilai bersama" di seluruh populasi agama Paterson yang beragam.

"Saya pikir tanggapan masyarakat ... berarti ini tidak dapat diterima dan tidak akan berlanjut atau terjadi. Sekarang umat Islam berkumpul di sini dengan damai dan mereka ingin semua orang tahu bahwa masjid terbuka, masjid aman dan kami menyambut mereka yang datang dan berdoa di sini," tuturnya.

Sayegh mengatakan kepada masyarakat, "perlindungan Anda adalah prioritas kami".

"Kebebasan beragama dan kebebasan untuk berdoa dengan cara apa pun yang Anda inginkan, di mana pun Anda inginkan, tanpa harus memikirkan keselamatan Anda," tandasnya.

Diketahui, Zorba yang menjalani penahanan di penjara, akan menjalani persidangan berikutnya pada 13 April mendatang.