Microsoft dan Oracle Bikin Catatan Vaksinasi Digital
JAKARTA - Gabungan lembaga kesehatan dan perusahaan teknologi, termasuk Microsoft, Salesforce dan Oracle sedang mengerjakan sebuah alat yang bisa berfungsi untuk mendeteksi apakah orang-orang yang sudah divaksin atau belum. Alat ini berupa rekaman vaksinasi COVID-19.
Orang-orang yang mendapat vaksin, membutuhkan tanda bukti untuk menyatakan bahwa mereka telah divaksin secara resmi. Artinya, mereka yang sudah divaksin hanya perlu memperlihatkan rekam jejak vaksinasi masing-masing.
Tujuannya, agar berbagai kalangan bisa mengakses rekam vaksinasi digital seseorang dengan mudah, sehingga bisa kembali beraktifitas sebagaimana biasanya, seperti kerja, sekolah, atau melakukan perjalanan. Koalisi perusahaan teknologi dan kesehatan itu membentuk organisasi bernama Vaccination Credential Initiative (VCI).
“Tujuan VCI adalah untuk memberdayakan individu agar mendapat akses digital terhadap rekam jejak vaksinasi, supaya mereka bisa menggunakan alat seperti CommonPass agar bisa kembali bepergian, bekerja, sekolah, dan melakukan kegiatan sehari-hari,” ujar Paul Meyer selaku CEO TheCommons Project Foundation.
VCI mengatakan bahwa pengerjaan kredensial ini menggunakan SMART Health Cards. Rencananya, kredensial ini dirancang agar orang-orang bisa menyimpan data imunisasi mereka dalam dompet digital.
Sayangnya, VCI tidak menginformasikan lebih detail terkait kapan organisasi tersebut yang mengelola vaksin COVID-19 ini bisa membuat catatan rekam jejak vaksinasi. Sampai saat ini masih belum jelas kapan orang-orang bisa menambahkan data tersebut ke dompat digital seperti yang dikutip dari TheVerge.
Baca juga:
VCI bukanlah organisasi pertama yang menggagas catatan vaksinasi COVID-19 secara digital. Upaya serupa pernah dilakukan oleh Estonia dan WHO yang mulai mengembangkan sertifikat digital vaksinasi COVID-19 pada bulan Oktober lalu.
“Seiring dunia yang mulai pulih dari pandemi, akses elektronik terkait vaksinasi, pengujian, dan catatan medis lainnya akan sangat penting untuk orang-orang ketika bepergian,” ujar wakil presiden Oracle, Mike Sicilia.
Melansir Endgadget, mulai akhir bulan ini pemerintah Amerika Serikat bakal meminta bukti tes negatif COVID-19 kepada penumpang yang hendak melakukan penerbangan internasional. Sedangkan untuk mereka yang pernah mengidap virus corona diwajibkan untuk menunjukkan tanda bukti surat sembuh dari virus tersebut.
Sejumlah bandara dan maskapai penerbangan sedang melakukan uji coba aplikasi paspor kesehatan milik Commons Project yang merupakan organisasi di bawah naungan VCI.
Para turis diperbolehkan naik maskapai penerbangan internasional jika sudah mendapat hasil tes negatif dan mendapat konfirmasi melalui aplikasi CommonPass seperti yang dilansir dari The New York Times.