Puasa akan Menyehatkan Bila Dilakukan dengan Tepat

JAKARTA – Berpuasa baik untuk kesehatan. Pernyataan ini kerap diucapkan oleh para dokter dan ahli kesehatan. Meski harus menahan lapar dan haus, puasa ternyata memiliki banyak manfaat untuk tubuh karena sebagian besar penyakit bersumber dari apa yang dikonsumsi.

Melansir laman Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan puasa ternyata bisa membantu tubuh mengurangi resistensi terhadap insulin serta kadar gula darah berlebih.

Itu dapat terjadi karena insulin membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh dengan cara membawa gula menuju sel tubuh dan menjadikannya sebagai sumber energi.

Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan kesehatan jantung. Seseorang yang berpuasa selama satu bulan penuh mengurangi risiko penyakit jantung, kolesterol tinggi, serta tekanan hipertensi apabila dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa. Sebab, puasa membuat seseorang bisa mengatur pola makannya menjadi lebih sehat.

Artikel tentang manfaat puasa di laman Siloam Hospital pun menuliskan puasa dapat meningkatkan fungsi otak. Puasa diketahui dapat mendorong produksi protein yang mendukung pembentukan dan perkembangan saraf.

Berpuasa memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. (ai-care.id)

Protein tersebut akan mendorong sel induk di otak untuk mengeluarkan sel-sel saraf baru sehingga timbul berbagai reaksi kimia yang berdampak baik terhadap sistem kerja otak. Protein itu juga membantu melindungi sel otak dari kelainan, seperti alzheimer.

Manfaat lain, tentu dapat menurunkan berat badan. Meningkatkan metabolisme tubuh sehingga pembakaran kalori dan lemak juga ikut meningkat. Ini akan memicu terjadinya penurunan berat badan dan mencegah obesitas.

“Konsep puasa ramadan sendiri kurang lebih memiliki kesamaan dengan intermittent fasting yang terbukti bermanfaat untuk menjaga berat badan, bahkan menghindari penuaan,” tulis dalam artikel tersebut.

Namun, manfaat tersebut akan terasa bila dilakukan dengan tepat. Bila berat badan cenderung bertambah, itu tandanya masih ada kekeliruan dalam menjalankan puasa.

Lazimnya karena terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dan makan yang berlebihan ketika berbuka. Anjurannya memang berbuka dengan yang manis, tetapi tetap tidak boleh berlebihan.

“Mengonsumsi makanan manis dengan kandungan gula tinggi terutama makanan dengan pemanis buatan yang berlebih dapat memicu lonjakan kadar gula darah, membuat Anda mudah haus, meningkatkan nafsu makan dan memicu risiko diabetes,” seperti tertulis di laman Ai Care.

Atur pola makan dengan mengonsumsi makanan sehat, terutama yang mengandung serat. Selain itu, olahraga juga harus terus dilakukan. Puasa bukan berarti membuat malas berolahraga. Lakukanlah olahraga pada sore atau malam hari.

Semua Agama Ajarkan Puasa

Anjuran berpuasa sebenarnya bukan hanya untuk kalangan muslim. Umat agama lainnya juga memiliki ibadah berpuasa yang kerap dilakukan pada momen-momen tertentu.

Umat Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal 60 tahun melaksanakan ibadah puasa pra-Paskah selama 40 hari, yang dihitung sejak Rabu Abu hingga Jumat Agung. Ibadah ini dikenal dengan sebutan berpantang dan berpuasa..

Khusus untuk puasa, umat Katolik hanya diperbolehkan untuk makan kenyang sekali dalam satu hari. Sementara, untuk yang berusia 14 tahun berpantang mengonsumsi makanan yang paling disukai seperti yang tertulis di IKatolik.

Begitupun agama Kristen Protestan. Puasa menjadi ibadah tidak wajib yang disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Namun saat ini, sudah banyak gereja yang menetapkan puasa sebagai ibadah rutin dengan aturan sesuai firman Tuhan seperti ditukil dari SinodeGKI.

Umat Katolik menerima pemberkatan tanda abu pada misa Rabu Abu, di Gereja Katedral Jakarta pada 5 Maret 2023, yang merupakan simbolisasi pertobatan dan mengawali masa pra Paskah dengan puasa selama 40 hari. (Antara/Paramayuda/ama/14)

Makna puasa bagi umat Kristiani adalah bentuk perendahan diri di hadapan Tuhan, lambang penyesalan dan pertobatan, dan ungkapan permohonan yang terdalam kepada Tuhan.

Sedangkan umat Buddha memiliki ritual puasa yang disebut dengan Uposatha. Ketika berpuasa, umat Buddha masih diperbolehkan untuk minum tapi tidak boleh makan mulai dari siang hingga dini hari. Juga, tidak boleh menonton, memakai kosmetik, parfum, dan berhubungan seks.

Dalam agama Hindu, puasa disebut dengan Upawasa. Semisal Upawasa Siwa Ratri, umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Kemudian, puasa di Hari Raya Nyepi yang dilakukan sejak fajar hingga fajar keesokan harinya.

Artinya, kesehatan bisa dibilang hanya segelintir manfaat. Hal yang lebih mendalam, berpuasa adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas spiritual manusia agar bisa mengendalikan diri dari godaan hawa nafsu dan terus berbuat kebajikan sesuai perintah-Nya.