5 Hal Positif dari Orang yang Betah di Ruangan Berantakan
JAKARTA – Ruangan berantakan seringkali tidak enak dipandang. Dinilai kurang indah atau kurang terstruktur dalam mengatur setiap elemen dari ruangan.
Ruangan berantakan, ternyata ada sisi positifnya. Jika negatifnya mungkin langsung terlihat, misalnya kotor, terlihat penuh, susah mencari barang kecil, dan lain sebagainya.
Pertama, hal positif dari aspek orang yang berada dan betah menempati ruangan yang kotor.
Beberapa penelitian ilmiah menyatakan bahwa orang yang betah atau sengaja memiliki ruangan berantakan adalah orang jenius yang kreatif. Misalnya dalam film Sherlock Holmes, seorang detektif yang memiliki struktur berpikir unik bahkan terlihat aneh bagi orang lain.
Bagi orang yang jenius, ruangan bersih tidak cocok untuk berinovasi dan melakukan hal-hal spontan. Ide-ide hebat sangat mungkin terkoneksi dari krayon di dalam gelas minum atau kertas di dalam kulkas.
Kedua, orang yang berantakan bukan tidak memiliki sistem. Ia memiliki sistem khusus untuk dirinya sendiri.
Menurut penulis A Perfect Mess: The Hidden Benefits of Disorder, dalam ruangan yang berantakan mereka memiliki cara unik yang sistematis.
Termasuk, mereka mengetahui barang apa saja yang berada dalam ruangannya, di mana meletakannya dan bagaimana cara menemukan barang tersebut dalam waktu singkat.
Beberapa chef sukses, melansir dari Reader’s Digest, dapurnya mungkin terlihat berantakan bagi orang lain. Tetapi mereka sengaja membuat seluruh bahan masakannya siap dipakai dan mudah diakses.
Pelukis, penulis, ilmuwan dan penemu sepanjang sejarah sering bekerja dalam ruangan yang kacau. Mereka tidak jorok tetapi memiliki cara sendiri untuk menangani kekacauan.
Ketiga, orang berantakan bersifat spontan dan mereka tidak akan panik jika ada sesuatu yang berubah karena terbiasa dengan hal tersebut. Beberapa perusahaan bahkan mencari orang yang tak biasa untuk dipekerjakan menjadi staf khusus yang menangani kekacauan di kantor.
Orang yang lebih tertib merasa kewalahan dan terlalu stress ketika rencana menjadi kacau. Berbeda bagi orang berantakan yang menganggap kekacauan bisa diselesaikan dan biasa menyelesaikan hal tersebut.
Peneliti di University of Minnesota menemukan hal positif dari orang-orang di lingkungan berantakan. Para peneliti menemukan orang-orang tersebut menghasilkan ide yang lebih baik.
Keempat, ini hal positif dari sesuatu yang ‘terlihat’ berantakan. Dalam studinya, mereka meminta orang yang berada di ruangan bersih dan ruangan berantakan untuk mengisi formulir.
Satu pertanyaan di antaranya meminta partisipan untuk menemukan penggunaan alternatif dari bola ping-pong. Para peneliti jauh lebih terkesan dengan ide-ide dari partisipan yang berada di ruangan berantakan.
Menurut teori, lingkungan yang tidak teratur membantu seseorang melepaskan diri dari tradisi. Lebih daari itu, setiap tempat yang berantakan akan memantik ide.
Kelima, ruangan berantakan adalah statement artistic begitu yang tertulis dalam buku Jennifer McCartney berjudul The Joy of Leaving Your Sh*t All Over the Place: The Art of Being Messy. Meletakkan koleksi tas secara dekoratif justru mengkonfirmasi tumbuhnya ide kreatif.
Ruangan berantakan mungkin bagi banyak orang tak nyaman. Tetapi bagi orang lain, ini adalah karakter yang sulit untuk diubah kecuali atas kemauannya sendiri.