Hadiri Bukber NasDem, Golkar Tegaskan Belum Ada Opsi Airlangga Jadi Cawapres Anies

JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menegaskan hingga saat ini belum ada opsi terkait Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi calon wakil presiden (cawapres), pendamping Anies Baswedan. 

Partai Golkar, kata Doli, masih konsisten untuk menjadikan Airlangga sebagai capres sesuai dengan keputusan Musyawarah Nasional (Munas).

"Belum (opsi Airlangga cawapres Anies, red). Sampai sekarang kami masih konsisten bahwa Pak Airlangga jadi calon presiden, kita belum diskusi selain dari keputusan," ujar Doli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Maret. 

Untuk diketahui, rumor Airlangga menjadi kandidat cawapres Anies lantaran Menko Perekonomian itu hadir dalam acara buka puasa bersama di NasDem Tower pada Sabtu, 25 Maret. 

Dugaan itu muncul karena sebelumnya PKS menyebut ada ketum parpol ingin bergabung ke Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), namun dengan syarat menjadi cawapres Anies. 

Kendati demikian, Doli tak menampik dinamika politik saat ini masih sangat dinamis. Menurutnya, macam kemungkinan bisa terjadi sebelum pendaftaran capres-cawapres ke KPU.

"Ini politik ya, situasinya masih sangat dinamis karena masih ada 11 bulan lagi kan kita Pilpres. Jadi kalau bicara tentang politik bicara kemungkinan, semua kemungkinan masih bisa terjadi," kata Ketua Komisi II DPR itu.

 

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman mengungkap ada partai politik (parpol) yang ingin bergabung ke Koalisi Perubahan. Namun dengan syarat, ketum parpol tersebut ingin menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan. 

"Tentu sekarang ada beberapa pimpinan partai yang ingin merapat, mereka kemudian mensyaratkan ketua umumnya ingin menjadi cawapres. Ketum parpol di luar kita," ujar Sohibul Iman di Sekretariat Perubahan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Februari. 

Sohibul menuturkan, parpol yang berkomunikasi dengan PKS, NasDem dan Demokrat itu merupakan parpol di parlemen. Namun soal partai siapa yang dimaksud, Sohibul enggan membeberkan. 

"Jadi, di luar tiga ini kan ada partai yang juga berkomunikasi. Mereka mengatakan siap bergabung tapi ingin jadi cawapres, kan ada juga. Iya yang berkomunikasi, parpol-parpol parlemen. Tebak-tebak aja," katanya. 

Soal cawapres Anies, Sohibul mengatakan, masing-masing parpol di Koalisi Perubahan sudah mengusulkan. Mulai dari kader partai hingga sosok potensial lainnya. 

"Kan sebetulnya nama-namanya sudah beredar. Yang jelas dari PKS ada Kang Aher, dari Demokrat ada AHY, dari NasDem ada Bu Khofifah, bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika. Kemudian ada juga Mbak Yenny, itu juga ada muncul," jelas Sohibul. 

Kendati demikian, Sohibul menegaskan, terkait penentuan cawapres, masing-masing parpol tetap memprioritaskan pertimbangan yang berkembang di internal koalisi. Terlebih, koalisi sudah menyerahkan urusan tersebut ke Anies Baswedan sebagai capres. 

"Tentu kita berikan pemahaman bahwa ini koalisi yang awal sudah ada nih bertiga. Ya tentu saja yang jadi priority dalam hal pencawapresan, apa yang berkembang dari tim tiga ini," kata Sohibul.