Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan mengatakan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 harus berasal dari dalam Koalisi Perubahan.

Hal ini disampaikan Anies  menanggapi peluang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi cawapres Anies di Pilpres 2024.

"Kalau terkait dengan pimpinan partai atau anggota partai (yang ingin menjadi cawapres), maka mereka yang berada di dalam koalisi, otomatis," kata Anies di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan dilansir ERA.id, Sabtu, 6 Mei.

Sementara jika ada tokoh partai politik lain yang ingin menawarkan diri sebagai kandidat cawapres, maka partai tersebut harus bergabung dengan Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS.

Menurutnya, tidak adil jika ada tokoh partai politik di luar Koalisi Perubahan yang kemudian masuk dalam bursa atau terpilih sebagai cawapresnya nanti.

"Jadi, kalau ada aspirasi untuk mengusulkan seseorang dari partainya, maka partainya harus menjadi bagian dari koalisi. Kalau tidak menjadi bagian dari koalisi, ya tidak fair," ucapnya.

Ketum  Partai Golkar Airlangga Hartarto belakangan kerap bertemu dengan sejumlah petinggi partai politik Koalisi Perubahan, diantaranya Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Jawa Barat pada Sabtu (29/4)

Beredar kabar, Airlangga juga menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di kawasan Thamrin pada Jumat (5/5) malam. Di hari yang sama, Surya Paloh juga bertemu dengan Menko Marves yang juga politisi senior Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan membahas nama cawapres.

Manuver Airlangga bertemu para petinggai partai politik dalam Koalisi Perubahan untuk mendapatkan tiket cawapres. Sementara, Menko Perekonomian itu sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP.