PKS Ungkap Ada Ketum Parpol Ngebet Jadi Cawapres Anies, Demokrat Belum Tahu

JAKARTA - Partai Demokrat belum mengetahui soal adanya ketua umum (ketum) partai politik di luar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang ingin bergabung namun mensyaratkan diri menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari Anies Baswedan, seperti yang diungkap PKS.

"Terkait dengan parpol lain yang mau gabung namun mensyaratkan Ketuanya menjadi cawapres, kami belum mengetahui," ujar Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, Sabtu, 25 Maret.

Kendati demikian, Kamhar meyakini akan ada penambahan partai yang akan bergabung sebagai anggota KPP. Sebagaimana yang disampaikan bacapres KPP, Anies Baswedan.  

Kamhar juga menegaskan, koalisi sudah memberikan mandat kepada Anies untuk menentukan pendampingnya. Sesuai dengan lima kriteria cawapres yang telah ditentukan.

"Terkait cawapres, KPP telah memberikan mandat penuh kepada Mas Anies untuk memilih dan membentuk pasangan yang mampu memenangkan Pilpres 2024 yang mengacu pada 5 kriteria yang telah ditetapkan," jelasnya.

Adapun 5 kriteria tersebut, pertama, berkontribusi dalam pemenangan dengan elektabilitas yang tinggi dan tingkat kerentanan politik yang rendah. Kedua, berkontribusi dalam memperkuat dan menjaga stabilitas koalisi. Ketiga, berkontribusi dalam pengelolaan pemerintahan yang efektif.

Keempat, memiliki visi yang sama dengan Calon Presiden. Kelima, berkomitmen membangun kebersamaan sebagai dwi-tunggal.

"Jadi jelas ada ukuran atau kriteria yang menjadi rujukannya, tak boleh tiba-tiba," pungkas Kamhar.

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman mengungkap ada partai politik (parpol) yang ingin bergabung ke Koalisi Perubahan. Namun dengan syarat, ketum parpol tersebut ingin menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan.

"Tentu sekarang ada beberapa pimpinan partai yang ingin merapat, mereka kemudian mensyaratkan ketua umumnya ingin menjadi cawapres. Ketum parpol di luar kita," ujar Sohibul Iman di Sekretariat Perubahan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Februari.

Sohibul menuturkan, parpol yang berkomunikasi dengan PKS, NasDem dan Demokrat itu merupakan parpol di parlemen. Namun soal partai siapa yang dimaksud, Sohibul enggan membeberkan.

"Jadi, di luar tiga ini kan ada partai yang juga berkomunikasi. Mereka mengatakan siap bergabung tapi ingin jadi cawapres, kan ada juga. Iya yang berkomunikasi, parpol-parpol parlemen. Tebak-tebak aja," katanya.

Lebih lanjut soal cawapres Anies, Sohibul mengatakan, masing-masing parpol di Koalisi Perubahan sudah mengusulkan. Mulai dari kader partai hingga sosok potensial lainnya.

"Kan sebetulnya nama-namanya sudah beredar. Yang jelas dari PKS ada Kang Aher, dari Demokrat ada AHY, dari NasDem ada Bu Khofifah, bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika. Kemudian ada juga Mbak Yenny, itu juga ada muncul," jelas Sohibul.

Kendati demikian, Sohibul menegaskan, terkait penentuan cawapres, masing-masing parpol tetap memprioritaskan pertimbangan yang berkembang di internal koalisi. Terlebih, koalisi sudah menyerahkan urusan tersebut ke Anies Baswedan sebagai capres.

"Tentu kita berikan pemahaman bahwa ini koalisi yang awal sudah ada nih bertiga. Ya tentu saja yang jadi priority dalam hal pencawapresan, apa yang berkembang dari tim tiga ini," kata Sohibul.