Gelombang Tinggi, Tim SAR Hentikan Sementara Pencarian Sriwijaya Air SJ-182
JAKARTA - Tim SAR gabungan menghentikan sementara operasi pencarian korban dan material pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di lokasi pesawat jatuh atau last known position (LKP) akibat gelombang tinggi.
Hal ini dikonfirmasi oleh Deputi Bina Tenaga dan Potensi SAR Basarnas, Abdul Haris Achadi. Haris menyebut, awalnya kapal KM Karna berangkat menuju lokasi pencarian dari dermaga JICT 2 sejak pukul 09.30 WIB hari ini.
KM Karna membawa tim rescue, penyelam, tim medis, hingga awak media. Setelah lepas berlayar sekitar 20 menit, KM Karna putar balik karena mendapat kabar bahwa laut di lokasi pencarian tengah mengalami gelombang tinggi.
"Dan baru sampai mulut kolam (batas antara dermaga dan laut lepas), kita terpaksa harus balik kanan karena dapat informasi tinggi gelombang di lokasi sampai 2,5 meter," kata Haris di Posko Terpadu JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari.
Baca juga:
Bahkan, kata Haris, KM Karna juga sempat menghadapi tinggi gelombang hingga 1,5 meter di perbatasan dermaga dan laut lepas.
Kemudian, Haris menuturkan, saat ini sejumlah kapal di LKP juga menghentikan operasi pencarian akibat gelombang tinggi dan cuaca buruk tersebut.
"Di lokasi masih tetap ada kapal Basarnas. Ada beberapa kapal yang tidak melanjutkan (pencarian) tapi standby di tempat dan untuk sementara off selagi kita lihat cuaca ini," tutur dia.
Sebagai informasi, kekuatan pencarian Sriwijaya Air SJ-182 pada hari kelima melibatkan 3.300 personel gabungan, baik yang terlibat di lapangan maupun posko penanganan lainnya.
Kemudian, ada sebanyak 54 kapal alutsista yang dikerahkan di last known position (LKP) jatuhnya pesawat. Kendaraan laut kecil seperti rib, searider, perahu karet, jetski kurleb diturunkan 20 buah.
Pada jalur udara, ada 13 pesawat pemantauan yang siaga untuk diterbangkan. Sementara di darat, ada 30 ambulans yang bersiaga di Posko JICT II untuk membawa hasil temuan yang berkaitan dengan korban.