Kremlin Sebut Surat Perintah Penangkapan Presiden Putin Menunjukkan Permusuhan Terhadap Rusia

JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Hari Senin, keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Vladimir Putin adalah tanda "permusuhan yang jelas" yang ada terhadap Rusia, serta terhadap Presiden Rusia itu secara pribadi.

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan, Rusia bereaksi dengan "tenang" dan terus melanjutkan pekerjaannya.

"Kami menyaksikan sejumlah tampilan yang jelas-jelas bermusuhan terhadap negara kami dan terhadap presiden kami," kata Peskov dalam sebuah konferensi pers, melansir Reuters 20 Maret.

"Kami mencatatnya, tetapi jika kami memasukkan semuanya ke dalam hati, tidak ada hal baik yang akan terjadi. Oleh karena itu, kami melihat hal ini dengan tenang, mencatat semuanya dengan penuh perhatian dan terus bekerja," sambung Peskov.

Dampak dari langkah ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin, dan juga komisioner hak-hak anak Rusia, atas penculikan massal anak-anak dari Ukraina masih belum jelas.

Rusia bukan merupakan negara yang menandatangani Statuta Roma yang menjadi dasar pengadilan tersebut, yang berarti surat perintah tersebut tidak memiliki kekuatan hukum di Rusia.

Namun, langkah ini dapat menghambat perjalanan Putin ke salah satu dari 123 negara yang mengakui yurisdiksi ICC.

Rusia tidak membantah telah mengambil ribuan anak-anak dari Ukraina sejak dimulainya apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", tetapi mengatakan bahwa mereka melakukannya untuk melindungi anak-anak tersebut.

Rusia bereaksi dengan geram terhadap keputusan ICC untuk memberikan surat perintah penangkapan kepada Putin, menggambarkannya sebagai "keterlaluan dan tidak dapat diterima".